Kirim Doa Yasin untuk Sang Proklamator PDI Perjuangan Sumsel Teguhkan Semangat Nasionalisme dan Spiritualitas
Penuh haru dan makna, doa untuk Sang Proklamator menggema dari Sumsel, kenang jasa Bung Karno selamanya. Foto: dudun/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno dan bertepatan dengan hari wafatnya Sang Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno, DPD PDI Perjuangan Sumatera Selatan menggelar pembacaan Yasin dan doa bersama di Masjid Ar Rukyat, Komplek DPRD Provinsi Sumsel, Sabtu petang (21/6/2025). Kegiatan ini menjadi wujud penghormatan dan rasa syukur atas jasa besar Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel, Dr. HM Giri Ramanda N Kiemas, SE, MM, menyampaikan bahwa momentum ini penting untuk menjadi pengingat kolektif agar bangsa ini tidak melupakan sejarah. “Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi ajakan untuk merenung dan mengingat kembali perjuangan Bung Karno yang luar biasa demi Indonesia Merdeka,” ujar Giri.
Melalui kegiatan ini, DPD PDI Perjuangan Sumsel tak hanya mengenang sosok Bung Karno, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dan spiritualitas beliau yang layak menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Yasin untuk Bung Karno adalah doa untuk bangsa,” tutup Giri Ramanda.
Siraman rohani disampaikan oleh KH Hendra Zainuddin, M.Pd.I., yang mengangkat keteladanan Bung Karno dalam sisi spiritual dan kepribadian. Ia menyebut bahwa meski sebagai tokoh besar, Bung Karno tetap rendah hati dan menjadikan pengabdian kepada Tuhan dan rakyat sebagai jalan hidupnya. “Innaa shalaati wa nusuki wa mahyaya wa mamaati lillahi rabbil ‘aalamiin. Hidup Bung Karno adalah ibadah yang tiada putus. Itu yang beliau utamakan dalam hiupnya,” ujar KH Hendra.
BACA JUGA:DPD PDIP Sumsel Gelar Sarasehan Kebangsaan, Menggugah Kesadaran Pancasila di Tengah Realita Bangsa
Dalam ceramahnya, KH Hendra juga mengisahkan pengalaman spiritual Bung Karno saat menunaikan ibadah haji. Saat bertanya tentang makam Rasulullah, kepada Kerajaan Arab Saudi. Bung Karno menanggalkan semua atribut kepresidenannya dan merangkak menuju makam Rasul dengan penuh takzim. “Bung Karno berkata, ini manusia agung yang kita junjung, dan kita tidak punya apa-apa dibanding beliau,” katanya menyampaikan pesan bermakna.
Tak hanya itu, penceramah juga menuturkan kisah langka yang jarang terdengar: Bung Karno pernah meminta kepada Presiden Uni Soviet untuk mencarikan makam Imam Bukhari, ulama besar ahli hadist. Saat pihak Soviet tak bisa menemukannya, Bung Karno sendiri yang berinisiatif mencari hingga akhirnya menemukan makam tersebut yang terbengkalai dan kemudian merawatnya dengan hormat. "Lihatlah bagaimana cinta Bung Karno terhadap ilmu dan tokoh-tokoh Islam," jelas KH Hendra.
BACA JUGA: Pecat Kader Terlibat dari Keanggotaan Partai, PDIP dan Hanura Berharap Ini Jadi Pelajaran
Acara yang berlangsung khidmat ini juga dihadiri oleh Sekretaris DPD PDI Perjuangan Ilyas Panji Alam, Bendahara Ir. Yudha Rinaldi, jajaran pengurus partai dari tingkat DPD hingga ranting, serta masyarakat sekitar. Kebersamaan mereka dalam doa menjadi simbol keberlanjutan semangat gotong royong yang diwariskan Bung Karno.
