Sering Nginap di Rumah Petani, Bangga Lihat Hasil Panen Melimpah
Sangger Pratama SP, Petugas PPEP Kecamatan Tulung Selapan, OKI
Sekali turun ke perairan bisa menempuh jarak hingga dua jam menggunakan speedboat. Jika sudah di lapangan tak bisa langsung pulang. Rumah petani menjadi tempat persinggahan yang menyenangkan bagi Sangger Pratama untuk berbagi ilmu.
KHOIRUNNISAK - OKI
TIGA tahun sebagai petugas PPEP POPT Kecamatan Tulung Selapan, Sangger Pratama (32) sangat menikmati profesinya. Apalagi jika bertugas di daerah perairan, dia rutin turun ke lapangan. Dia mengunjungi tiga desa yang berada di perairan yakni Simpang Tiga Abadi, Simpang Tiga Makmur. dan Rantau Lurus. Di desa-desa inilah ilmu yang dimilikinya dapat memberikan manfaat bagi petani.
Sangger, sapaan akrabnya mengaku, sebenarnya ada 23 desa yang dimonitor. Tiap harinya dia bisa mengunjungi tiga sampai empat desa. ‘’Kami kalau sudah ke lapangan bersama petugas lainnya bisa sampai empat hari karena tidak bisa pulang pergi jadi menginap di rumah petani," bebernya.
Diakuinya, dirinya sangat senang jika berada di lapangan. Selain bisa berbagi ilmu, Sangger juga bisa melihat hasil tanaman. ‘’Selain itu, di lapangan kita mendapat keluarga baru. Jadi tiap ke perairan pasti mendapat keluarga baru,’’ katanya.
Untuk di daerah perairan, luas lahan 4 ribu hektare tapi yang ditanam padi 2 ribu hektare lebih. Sistem pengolahan yang dilakukan yakni pasang surut IP200. Padinya bagus hijau tapi tetap ada serangan hama seperti burung dan tikus.
Dikatakannya, untuk petani di Tulung Selapan selalu antusias menerima pengetahuan baru tentang cara mengendalikan hama tanaman. Seperti beberapa waktu lalu pihaknya memperkenalkan pembuatan agen pengendalian hayati mikro organisme lokal. Cara ini memanfaatkan limbah lokal air rendaman beras. " Jadi beras itu direndam selama lebih kurang tiga minggu lalu disemprotkan ke sawah,"terangnya.
Limbah lokal dari rendaman air beras ini, lanjutnya, bisa digunakan untuk membunuh hama tanaman di darat seperti jeruk, semangka dan lainnya. ‘’Karena kalau di sini di darat banyak tanaman buah-buahan,’’ katanya.
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ini menambahkan, sekarang petani tengah melakukan panen dan diprediksi hingga dua bulan ke depan tetap masih panen. ‘’Karena tak serentak ada yang menggunakan combine ada yang manual,’’ katanya
Untuk hama yang menyerang saat panen tiba yakni burung pipit dan tikus. Tapi diantisipasi petani dengan memasang orang-orangan sawah dan berbagai bunyian untuk mengusir burung.
Meski sudah tiga tahun berkecimpung did unia penyuluhan, masih banyak lagi yang ingin dibagikan ke petani. Dirinya sangat bangga jika melihat petani berhasil mendapat hasil panen melimpah. Kemudian tak lupa sebagai petugas kontrak harapannya sama dengan petugas lainnya agar bisa diangkat menjadi ASN atau PPPK. (*/)