https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tambah Semangat, Berharap Terealisasi

Rencana Kendaraan Operasional Bagi Penyuluh

PALEMBANG  - Senang luar biasa. Inilah ungkapan  petugas PPEP (Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian)  tentang rencana akan adanya kendarsan dinas bagi mereka. ‘’Serius, Mbak. Wah tambah semangat ini memberikan penyuluhan pada petani. Harus semangat biar dapat kendaraan dinas,’’ ujar Fitryah Anggraini, petugas PPEP di Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin, Muba.

Alumni FP Unsri ini tak memilih jenis kendaraan dinas yang akan diberikan. ‘’Kalau bisa sih motor matic, tapi kalau jalan rusak, motornya suka nyangkut. Jadi terpaksa mendorong motor,’’ katanya.

Selama bertugas di lapangan, Fitryah memakai motor saudara atau motor orang tua. ‘’Tapi itulah, jika motor rusak terasa sangat berat untuk biaya servis.  Kadang duit gaji abis untuk servis motor,’’ katanya.

Tapi meski gaji habis untuk servis motor, tetapi tak membuat Fitryah patah semangat. ‘’Semuanya terbayarkan dengan senyuman petani. Insya Allah semangat terus biar bisa menebarkan manfaat untuk petani,’’ katanya.

Senada diungkapkan Sugeng Novi Sopian SP, petugas PPEP di Desa Jud I Kecamatan Sanga Desa Muba. ‘’Alhamdulillah bisa dapat jatah kendaraan dinas. Kami merasa diperhatikan oleh pemerintah. Senang rasanya. Tambah semangat memberikan penyuluhan pada petani,’’ katanya.

Selama ini, untuk aktivitas di lapangan, Sugeng menggunakan motor pribadi. ‘’Kalau memang diberikan kita ingin motor besar seperti KLX, CRF, Verza. Tapi kalau cewek biasanya banyak yang senang matic,’’ katanya.

Kondisi jalan di tempat tugasnya sendiri lumayan parah jika musim hujan. ‘’Jalan licin jadi butuh ekstra hati-hati saat melintas,’’ katanya yang berharap kendaraan dinas benar-benar terealisasi.

Akir, petugas PPEP di Kecamatan Jirak Jaya, Muba mengaku sangat berharap adanya bantuan motor khusus untuk petugas PPEP.  ‘’Dalam betugas sebagai penyuluh, kami banyak menemukan rintangan di perjalanan terutama di wilayah binaan saya Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jirak Jaya,’’ katanya.

Di desa perbatasan paling ujung di Muba, jalan yang harus ditempuh berupa jalan tanah. Terkadang jalan berlumpur dan bebatuan. ‘’Kondisi jalan yang rusak membuat kami harus tetap berjuang agar bisa menyampaikan ilmu pertanian ke petani,’’ katanya yang selama ini masih menggunakan motor pribadi.

Bahkan, kondisi tanah bebatuan pernah membuat ban motornya dua kali pecah dalam sehari. ‘’Tapi ini membuat kami tetap semangat dan tekad kami selalu ada demi kesejahteraan petani,’’ katanya.

Sebelumnya,  Pemprov Sumsel melalui Dinas Pertanian  Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menganggarkan dan menyiapkan kendaraan dinas bagi para penyuluh pertanian. ‘’Sudah kita anggarkan sebagai bentuk kepedulian kita. Tapi pengadaan tidak menyeluruh. Bertahap dan menyesuaikan anggaran dan kebutuhan," ujar  Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan Dr Ir HR  Bambang Pramono MSi.

Dikatakan, nantinya akan diteliti dan dilihat  daerah mana saja yang urgent dan dianggap sangat  membutuhkan kendaraan operasional. ‘’Jadi program pemerintah untuk  menjaga ketahanan dan swasembada  pangan melalui penyuluh  ini bisa terealisasi,’’ ujarnya.

Selain itu,  Gubernur  pun sudah memberikan apresiasi kepada penyuluh  yang punya kinerja baik dan berprestasi diberikan kendaraan bermotor. "Semoga ke depan pada 2023 dan 2024 nanti bisa secara maksimal dikembangkan karena program Satu Desa Satu Penyuluh sudah dipenuhi jadi tinggal kendaraan operasional," harap Bambang. (sms/)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan