Program GEBRAK Ingin Atasi 3.746 RTLH, Setelah Launching, Perbaikan Bertahap
TINJAU RUSUN: Gubernur Sumsel, H Herman Deru bersama Wali Kota Palembang, Drs Ratu Dewa MSi meninjau kondisi rumah susun (rusun) yang tak lagi layak huni di sela-sela launching Program GEBRAK dari Pemkot Palembang, kemarin (5/5). -foto: budiman/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Total ada sekitar 3.746 rumah kategori tidak layak huni di Kota Palembang. Secara bertahap, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang ingin melakukan penataan dan perbaikan.
“Tahap awal mungkin kita perbaiki 30 unit rumah tidak layak huni (RTLH) dulu yang tersebar di 18 kecamatan se-Kota Palembang,” ujar Wali Kota Palembang, Drs Ratu Dewi saat melaunching program Gerakan Benerin Rumah Agar Layak Huni (GEBRAK) di Jl Datuk M Akib, Lrg Kumpeh Brayun, Kelurahan 23 Ilir, Kota Palembang, Senin (5/5).
Dia menjelaskan perbaikan rumah ini masuk dalam Program GEBRAK, salah satu program prioritas Pemkot Palembang yang tujuannya memperbaiki rumah tidak layak huni masyarakat Palembang berpenghasilan rendah. Dalam hal ini, Pemkot Palembang pun akan bekerja sama dengan Forum TJSL/CSR.
Dirinya mendorong, ke depan semakin banyak lagi rumah yang diperbaiki termasuk rumah susun atau rusun. "Kita juga akan minta ke pemerintah pusat untuk memberikan anggaran merealisasikan program ini. Banyak sumber dana yang tentunya bisa kita gunakan, baik dari APBN, APBD, Forum TJSL, perbankan, dan lainnya," tuturnya.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman RI, Fahri Hamzah mengapresiasi inisiasi Pemkot Palembang melalui Dinas Perkimtan Kota Palembang ini. Saat hadir kemarin, ia meminta Palembang terus berbenah guna mewujudkan kota yang nyaman untuk warganya. Wamen juga siap men-support program Gebrak Pemkot Palembang sejalan dengan program Presiden RI mewujudkan program 3 juta rumah di seluruh Indonesia setiap tahunnya.
BACA JUGA:Siap Bedah RTLH, Gandeng Forum TJSL, Penentuan RTLH Tergantung Hasil Survei
BACA JUGA:Dukung Pembangunan, BSB Resmikan RTLH
"Kita harap program ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Palembang," ungkapnya di sela-sela acara. Apalagi mengingat kini banyak warga pindah ke kota, namun karena keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah mengakibatkan pembangunan rumah serampangan. Tentu ini menjadi perhatian serius pemerintah memberikan rumah yang layak bagi semua masyarakat.
"Dengan keterbatasan lahan yang ada, sudah saatnya kita mengembangkan konsep rumah vertikal kepada masyarakat agar bisa menampung lebih banyak kepala keluarga. Namun harus layak, bukan seperti yang saya lihat sekarang ini (Rusun 26 Ilir, red). Kondisi tidak layak dihuni dan harus segera ditindak cepat, apalagi lokasinya berada di tengah kota," ulasnya.
Pihak swasta bisa membangunnya di atas lahan milik pemerintah. Namun hitung berapa harganya dan nanti dibeli pemerintah untuk diberikan ke masyarakat, tentunya harganya harus murah. “Pendanaan pembangunan rumah tak hanya dari pemerintah dan BUMD atau BUMN semata, juga bisa dari swasta maupun Forum TJSL berkontribusi pada program ini,” tuturnya.
Dirjen Perumahan Perkotaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) RI, Sri Haryati menambahkan program 3 juta rumah Presiden RI Prabowo Subinato nantinya dalam bentuk gotong royong, tak hanya terpaku pada APBN dan APBD saja, namun semua pihak bisa ikut berkontribusi.
BACA JUGA:Target 2.500 RTLH Tuntas 100 Hari Kerja
BACA JUGA:Danai Perbaikan 2 Ribu RTLH, Ratu Dewa Bangun Pakai Dana Pribadi
