Daihatsu Tanggapi Rencana Relaksasi TKDN, Tunggu Kepastian Regulasi Pemerintah
PERBAIKAN: Salah satu petugas mekanik saat melakukan perbaikan komponen mobil. FOTO: IST--
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) selaku Agen Pemegang Merek (APM) Daihatsu di Indonesia buka suara terkait rencana relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) oleh pemerintah.
Daihatsu akan menunggu petunjuk dari pemerintah terkait rencana ini. ‘’Kita menunggu juklaknya (petunjuk) sama-sama, apakah berkaitan industri apa, elektronik, otomotif atau pangan? Termasuk di dalamnya, isu kuota," kata Sri Agung Handayani, Marking & Corcomm Director PT Astra Daihatsu Motor di Jakarta.
BACA JUGA:Penjualan Daihatsu Kuartal I Tembus 36 Ribu Unit, Sigra Penyumbang Terbesar
BACA JUGA:Simulasi Kredit Daihatsu Sigra 2025: DP 10 Juta, Cicilan Ringan Bikin Dompet Tetap Aman!
Dikatakannya, detail mengenai relaksasi ini belumlah terungkap. Hal ini juga berlaku bagi kuota mobil dan turunan seperti sparepart.
Meski begitu, ia tetap berharap kebijakan apapun nantinya akan berpengaruh positif bagi industri otomotif Indonesia.
‘’Mari kita sikapi bersama sampai kebijakan ini diturunkan. Harapannya industri otomotif bisa dapat turunan positif dari kebijakan yang akan datang," ungkap dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar regulasi mengenai TKDN dibuat dengan fleksibel dan realistis. Hal itu dilakukan guna menjaga daya saing industri Tanah Air di pasar global.
Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam sesi dialog pada acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).
"TKDN sudahlah niatnya baik, nasionalisme. Kalau Saudara, mungkin sudah kenal saya lama, mungkin dari saya ini paling nasionalis.
BACA JUGA:Apa Perbedaan Utama antara Toyota Agya dan Daihatsu
BACA JUGA:Daftar Harga Daihatsu Terios 2025, Lengkap Pilihan Tipe untuk Konsumen
Kalau istilahnya dulu, kalau mungkin jantung saya dibuka yang keluar Merah Putih, mungkin," kata Prabowo.
"Tapi kita harus realistis, TKDN dipaksakan, ini akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju, TKDN fleksibel saja, mungkin diganti dengan insentif," sambungnya. (sur/jw)
