Ramadan Ke-20, Latihan Angklung Tunggu Bukber
*Warga Indonesia yang Ramadan di Luar Negeri
Ari Irdiani Gaal, warga Indonesia, asal Jakarta yang sekarang bermukim di San Francisco, California, Amerika. Sudah 20 kali Ramadan dia menjalani ibadah puasa di negeri orang. Seperti apa ceritanya.
Ari begitu ia akrab disapa, berbagi seputar Ramadan di Negeri Paman Sam itu. Dengan gamblang, dia menyatakan kalau suasana di sana beda sekali dengan Tanah Air. “Tidak terdengar suara orang mengaji atau azan dari masjid terdekat karena memang masjid agak jarang di Amerika ini,” bebernya.
Kalau di Indonesia, hampir tiap sudut jalan bisa menemukan masjid. Meski begitu, dia dan keluarganya tetap bisa menjalani ibadah puasa dengan baik. “Alhamdulillah. Ini sudah ke-20 kalinya menjalankan ibadah puasa di Amerika. Jadi sudah terbiasa dengan perbedaan itu," Katanya.
Merantau ke negeri orang tentu membuatnya rindu dengan tanah kelahiran. Yang paling dia kangeni adalah kebersamaan pada saat sahur dan berbuka puasa. “Saat seluruh anggota keluarga berkumpul dan duduk bersama untuk menikmati hidangan, mendengarkan suara anak-anak kecil berkeliling untuk membangunkan sahur. Itu rasanya luar biasa," imbuh Ari. BACA JUGA : Segini Besaran Ongkos Haji 2023. Catat, Berlaku 6 April!
Untuk mengobati rasa kangennya dengan suasana Ramadan seperti itu, biasanya warga Indonesia yang bermukim di By Area, California akan mengadakan buka bersama (bukber). Atau latihan musik menggunakan angklung, sembari menunggu waktu berbuka puasa.
"Biasanya masing-masing dari kita membawa masakan khas Indonesia untuk dinikmati bersama selesai bermain angklung. Dilanjutkan salat berjemaah,” imbuhnya. Cara seperti itu setidaknya bisa mengobati rasa rindu dengan suasana Ramadan di Indonesia.
“Teman-teman sesama WNI di Amerika ini seperti pengganti keluarga," tambah Ari.
Waktu Terbenam Matahari Lebih Lama
Hal tersulit yang dalam menjalankan ibadah puasa Amerika saat Ramadan jatuh pada musim panas. Waktu terbenam matahari lebih lama.