Meningkat, Produksi Sampah Capai 1.500 Ton per Hari, Selama Ramadan, 47 Persen Berupa Sampah Sisa Makanan

Peningkatan sampah selama Ramadan mencapai 1.500 ton per hari di Palembang-foto: asep/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Produksi sampah harian selama bulan Ramadan di Kota Palembang meningkat signifikan ketimbang hari normal. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, produksi sampah menembus angka 1.500 ton per harinya.
“Hal itu terdorong tingkat konsumsi warga yang juga meningkat. Dari total produksi sampah tersebut, 47 persen di antaranya merupakan sampah sisa makanan,” ungkap Kepala DLH Kota Palembang, Ahmad Mustain, kepada Sumatera Ekspres.
Untuk itulah pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi produksi sampah harian tersebut, di antaranya membawa peralatan sendiri. Termasuk saat salat, dengan membawa sajadah lalu untuk tidak minum air kemasan dan memilih menggunakan tumbler.
Sementara saat Idulfitri nanti, pihaknya juga melakukan langkah antisipasi selain dengan mengimbau masyarakat membawa sajadah alih-alih menggunakan kertas atau koran bekas juga dengan menyiapkan petugas yang stand by untuk menjaga kebersihan di Area Masjid Agung SMB Jayo Wikramo dan seputaran Jalan Merdeka hingga Jembatan Ampera.
"Saat waktu salat, petugas kita perkenankan untuk salat. Namun begitu selesai salat, saat itu juga petugas langsung stand by bersihkan area tersebut dari sampah. Kalau mau salat, bawa sajadah saja dan juga tidak membawa kertas dan koran. Kalaupun mau bawa alas, bisa tikar atau ambal. Sehingga setelah salat bisa dibawa pulang lagi," tegasnya.
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Tangani Masalah Sampah dengan Penambahan TPS dan Kontainer
Untuk petugas sendiri, secara keseluruhan disiagakan lebih dari seribu petugas baik itu di Masjid Agus SMB Jayo Wikramo ataupun sekitarnya hingga beberapa ruas jalan lain di Kota Palembang yang juga melaksanakan salat Id. Adapun untuk armada, dari total 146 unit yang dimiliki, nantinya dioperasikan sebanyak 131.
“Sisanya ini cadangan dan bisa dioperasikan sewaktu-waktu. "Kita lihat kebutuhan di lapangan, kalau memang masih kurang, petugas dan armada yang ada akan kita tambah," tandasnya.
Sejumlah warga mengakui bahwa ketimbang saat bulan biasa, disaat bulan puasa konsumsi mereka memang meningkat. “Justru lebih besar pengeluaran untuk makanan dan lainnya,” kata Fitri, warga Plaju kepada koran ini.