Seberang Ulu, Surganya Kuliner Khas Palembang
Palembang - Kawasan 7 hingga 13 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 2 Kota Palembang, tidak hanya terkenal dengan kampung kuliner. Di tempat ini juga tempat pelestarian dan penjualan kue jaman bingen. Terlebih ketika bulan puasa, ada banyak penganan khas Palembang disajikan pedagang sepanjang Jalan KH Azhari.
Mulai dari martabak, pempek, model, tekwan, serabi, laksan, dan sebagainya. Bahkan ada juga kue khas Palembang, dapat dengan mudah dicari di sepanjang Jalan KH Azhari 13-14 Ulu Kota Palembang. Lokasi ini sendiri semakin ramai jelang petang. Tak hanya mereka yang ngabuburit melancong melihat pernak pernik jualan makanan di tempat itu.
Ada banyak juga pendatang dari luar kawasan tersebut untuk berburu takjil dengan harga murah. Rita (42), ibu rumah tangga asal Prabumulih, saat berbincang dengan koran ini mengatakan dirinya sering berbelanja makanan pada daerah tersebut. "Kebetulan di tempat ini tak jauh tempat tinggal saudara saya. Jadi kalau petang enak untuk jalan-jalan," ujarnya.
Penggemar srikaya Palembang ini sendiri mengakui harga makanan di tempat ini cukup murah. "Mungkin di Kota Palembang, sulit mendapatkan harga semurah di sini. Kayaknya di sini sama persis seperti Jogya. banyak makanan murah," kata dia.
Ia contohkan martabak. Harga untuk martabak berada kisaran Rp6 hingga Rp8 ribu. Sementara rasanya tidak kalah enak dengan martabak yang terkenal di Kota Palembang.
Senada, Muslim menilai tempat jajanan kuliner tersebut representatif. Hanya saja menjadi kendala tidak adanya lahan parkir. "Sementara kalau kita membawa mobil, terus parkir di pinggir badan jalan. Pasti akan terjadi kemacetan yang luar biasa," kata bapak empat orang putra ini.
Jika ingin berburu makanan di kawasan Kelurahan 7 hingga 14 Ulu, cukup membawa sepeda motor saja. "Kalau motor agak mudah mencari tempat parkir. Itu pun kalau sudah lama parkir, akan membuat kemacetan," ujarnya.
Bikcek Leni, salah satu pedagang kue di Jalan Azhari, mengatakan bulan puasa tidak hanya penuh berkah. "Namun bagi kami pedagang tahunan ini menjadi rezeki yang luar biasa. Di bulan inilah kami dapat ikut berjualan kecil-kecilan. Kalau di hari-hari biasa, yang membeli sedikit. Jadi kalaupun dipaksakan untuk berdagang kadang rugi. Sebaliknya, di bulan puasa umumnya penganan milik pedagang akan laku terjual," kata Leni. (iol/lia/)