https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tomi Terpaksa Tidur di Kasur yang Terendam, Hujan Deras Lebih dari 2 Jam Pasti Banjir

BANJIR SEDENGKUL: Kondisi rumah warga di Kompleks TNI AD Sekojo tergenang air banjir sedengkul pasca hujan deras pada Senin dini hari.- Foto: EVAN ZUMARLI/SUMEKS -

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Lelah dengan hujan dan banjir yang terus menggenangi rumahnya selama ini, Tomi Kurniawan, warga Blok Seni, RT 41, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II ini hanya pasrah tertidur pulas di atas kasurnya. Maklum kondisi ini membuat ia sulit sekali beraktivitas. Setiap hujan deras datang, ia pun harus selalu siaga. Saat air hujan mulai masuk, ia harus memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi supaya tidak terendam dan cepat rusak. 

Sebagaimana tingginya curah hujan yang berlangsung lama dari Minggu sore hingga Senin pagi membuat rumahnya pun kebanjiran, berikut kawasan pemukiman sekitarnya. Banjir itu menggenangi rumahnya dengan ketinggian dengkul orang dewasa. Tak hanya akibat hujan dan air pasang, dalam suasana normal pun, banjir di rumahnya selalu terjadi. 

Yang lebih miris, rumah semi permanen peninggalan orang tuanya itu sebagian atapnya sudah jebol dan jendela serta pintu rumah dalam kondisi tak terkunci dan rusak berat. Belum lagi, rumah tersebut tidak memiliki dapur dan kamar mandi kian memperparah kehidupannya di sana. Di sana ia tinggal cukup memprihatinkan, sebatang kara dan butuh perhatian.

"Kalau banjir Minggu lalu, kasur dan dipan di rumah Tomi saat itu terendam. Jadi dia tidur sambil terendam air," ungkap Ketua RT 41 Kelurahan 2 Ilir, Ilir Timur II, Desna kepada koran ini, kemarin. Sebelumnya Toni tinggal sendiri di rumah itu, tapi beberapa waktu lalu ada saudaranya ikut tinggal di sana. 

Namun karena kerabatnya ini sudah memiliki keluarga dan anak, kedua saudaranya yang lain pindah dan menyewa rumah. Sedang Toni sendiri, ia memilih tinggal di rumah itu. Bukan itu saja, selain kasur dan perabot seadanya, di dalam rumah ini juga tidak ada barang lainnya. "Yang kami khawatirkan, rumah ini mungkin saja bisa dimasuki ular dan binatang lainnya,” tuturnya. 

BACA JUGA:Banjir Terjang Sekolah di Palembang, Dinas Pendidikan Berikan Kelonggaran Belajar Daring

BACA JUGA:Sungai Ogan Meluap, 50 rumah di Lubuk Keliat Terendam Banjir

Kemudian tidak sehat karena rumah itu tidak memiliki WC dan tempat masak. Belum lagi, kalau kelamaan, juga berbahaya sebabnya air terus menggenangi rumahnya. Dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah terutama Pemkot Palembang membantunya lewat program bedah rumah dan sebagainya. Kalau dibiarkan terus menerus tekstur bangunan juga akan rusak oleh genangan air tersebut. 

"Semoga didengar Pak Walikota Palembang dan rumah ini bisa dibedah serta dibangun lebih layak. Rumah itu merupakan rumah milik orangtua Toni yang meninggal beberapa tahun lalu," ulasnya. 

Desna juga menyebut, selain rumah Toni, pada musim hujan ekstrim ini banyak rumah di setiap blok hampir merata kena banjir tak hanya di jalan juga masuk ke rumah, mulai dari Blok G, H, I di Komplek TNI AD Sekojo Palembang itu. “Kalau banjir tingginya sebatas dengkul. Kami minta kondisi ini juga menjadi perhatian Pemkot Palembang," ungkapnya. 

Pantauan Sumatera Ekspres, banjir pasca hujan juga kembali melanda sejumlah kawasan di Sekip Bendung, Pipareja, Simpang Polda, Asrama Sekojo serta wilayah lainnya, termasuk RT 17 dan RT 18 Sekip Bendung dengan genangan air yang cukup tinggi. 

Warga setempat, Lela, mengungkapkan air mulai naik sekitar pukul 03.30 WIB. Hingga pagi hari, tepatnya pukul 10.00 WIB, air hujan sudah menggenangi rumah-rumah warga di wilayah tersebut. Tak hanya di Sekip Bendung, RT 20 Kelurahan Pipareja, Kecamatan Kemuning, yang berdekatan dengan kolam retensi juga mengalami hal serupa. Wilayah ini sempat digenangi air cukup tinggi, meski pada pukul 11.10 WIB air mulai surut. 

BACA JUGA:MDP Elektronik Fair 2025 Target Transaksi Rp 3M, Banjir Promo Serta Diskon

BACA JUGA:Terobos Banjir demi Bantu Warga Sakit

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan