Anggaran Dipakai Program MBG, Pembangunan Jembatan Gantung Putus Desa Pusar Ditunda, Terdampak Efisiensi

--
Contoh perjalanan dinas yang diusahakan untuk bisa direm atau dikurangi, misal untuk operasional. Kalau biasanya perjalanan dinas 3-4 orang, kalau bisa cukup 1 orang saja. “Saya juga sudah membuat surat edaran terkait perjalanan dinas ini," sampainya.
Sehingga pada saatnya nanti pelaksanaan, OPD bisa melaksakan.”Bila perlu kalau cukup via telepon, cukup melalui telepon saja. itu bentuk penghematan. Tapi tidak menghilangkan makna pekerjaan tersebut,” tutur Iqbal.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten OKU, Setiawan, membenarkan pemangkasan anggaran transfer pusat sudah ada Inpres-nya. “Pemangkasan transfer (pusat) ke seluruh pemda se-Indonesia sekitar Rp50 triliun, untuk OKU kami belum tahu jumlah pastinya. Pengurangan ini bisa kepada angka DAU atau DAK,” paparnya.
Terpisah, Kepala BPKAD Provinsi Sumsel Yossi Hervandi SE MM, mengakui sudah ada pemberitahuan soal transfer pusat untuk ke pemprov Sumsel ikut terpotong. "50 persen untuk Dana Alokasi Khusus(DAK) Fisik, Dana Bagi Hasil (DBH) juga," ungkapnya, Senin (10/2).
Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAU) yang juga masuk dari bagian transfer pusat ke daerah, tidak termasuk yang mengalami potongan yang besar. "Tidak untuk gaji dan P3K yang melalui DAU, ini tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Dampak dari efisiensi anggaran bagi pembangunan infrastruktur di daerah, ataupun beberapa proyek jalan tol dan lainnya, Yossi belum dapat memastikan. "Kita masih menunggu arahan atau petunjuk teknis edaran dari Kemendagri, karena provinsi dan Kabupaten/kota di bawah Kemendagri," tegasnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi SH MSE, mengatakan Pemprov Sumsel telah mensosialisasikan soal efisiensi anggaran kepada OPD di Sumsel. "Anggaran yang ada akan dikaji ulang. Akan dilihat, mana yang bisa dilakukan efisiensi," sampainya.
Kata Elen, yang akan dikaji ulang seperti perjalanan-perjalan dinas yang tidak diperlukan, dikurangi dan lain-lain. Acara seremonial yang kurang penting, juga dikurangi. Serta hal-hal yang belum prioritas. "Termasuk juga penggunaan AC, disesuaikan saja. Yang lainnya disesuaikan juga," pungkasnya.
Kepala BPKAD Kota Palembang Ahmad Nashir, mengatakan sejauh ini masih dalam kajian tiap instansi dan OPD terkait efisiensi dan pemangkasan anggaran. “Penyesuaian anggaran ini banyak bagian yang terdampak, terutama ke pembangunan infrastruktur,” katanya.
Baik program di Dinas PU PR, Perkimtan, dan DAK fisik, juga akan mengalami penyesuaian. “Akan tetapi untuk DAK fisik sendiri, by name by address. Apakah di Pendidikan, kesehatan hingga infrastruktur akan disesuaikan pada alokasi anggaran yang dikeluarkan secara langsung oleh pemerintah pusat," imbuhnya.
Untuk biaya perjalanan dinas, akan mengalami penyesuaian hingga 50 persen. Sedangkan untuk kegiatan yang sifatnya seremonial, seperti FGD, seminar dan pertemuan-pertemuan, anggarannya juga akan dievaluasi.
Terutama belanja yang outputnya tidak mempunyai tingkat urgensi atau tidak prioritas, akan dievaliasi. "Tapi untuk belanja yang sifatnya wajib dan mengikat, termasuk juga belanja untuk pelayanan dasar dan pelayanan publik, sesuai instruksi akan tetap kami utamakan,” tegasnya.