https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sekolah Penerima MBG tak Berubah, Menu Hari ke-12 Ada Telur Dadar dan Jeruk

Program Makan Bergizi Gratis untuk siswa di Kecamatan Sukarami Palembang-foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Sukarami Palembang, Jumat  (31/1) masih di sekolah sasaran yang sama. Kemarin menu yang disajikan yaitu nasi putih, telur dadar, cah labu, pergedel jagung, dan buah jeruk. 

Putri, siswa SD Negeri 129 Palembang mengatakan makanan kemarin enak dan ia memakan habis menu MBG tersebut. "Makanan hari ini (kemarin, red) enak sudah habis. Ada telur dadar dan sayur labu yang saya suka," ungkapnya. 

Gita, Owner Catering Dapur Mamaraza menjelaskan semua menu sama, yaitu nasi putih, telur dadar, cah labu, pergedel jagung dan buah jeruk untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMK, hanya porsinya yang berbeda untuk SMP dan SMK lebih banyak. Ia mengatakan, bagi sekolah penerima MBG di Kecamatan Sukarami sudah  menggunakan ompreng stainles. "Iya sudah pakai semua ompreng stainles," ujarnya. 

Ketua DPD PPJI Sumsel Evie Hadenli memastikan menu MBG setiap harinya bervariasi dan berbeda. "Menu makanan yang disediakan untuk siswa bervariasi dan sesuai standar harga, dimana satu menu makanan dibuat semenarik mungkin sehingga siswa bersemangat mengonsumsi," ujarnya. 

BACA JUGA:Semua Wadah MBG Pakai Ompreng, Mulai 3 Februari, Seluruh Dapur Umum Butuh 75 Ribu Pieces

BACA JUGA:MBG Tetap Berjalan Saat Ramadan, Siapkan Makanan yang Bisa Dibawa ke Rumah

Dikatakan, mulai awal Februari 2025 pihaknya akan menambah sekitar 5 ribuan wadah makan ompreng stainles. "Semula terdata berjumlah 69.500 ompreng, namun setelah pengecekan ulang, wadah MBG pakai omreng untuk seluruh dapur umum di Sumsel di angka 75 ribuan,” bebernya.  

Penambahan penggunaan ompreng sebagai wadah menu MBG ini, karena ada jumlah penerima MBG dari sekolah yang bertambah. "Awal sekali distribusi itu 3 ribuan per sekolah, ternyata setelah berjalan ada menjadi 3.500 penerima MBG. Tiap sekolah beda-beda jumlah siswanya," jelas dia. 

Evie mengaku, pada awal pelaksanaan MBG memang mengalami kelangkaan dan kesulitan kesediaan ompreng. Hal itu karena seluruh wilayah di Indonesia memesan ompreng serentak. Sehingga beberapa sekolah yang berjalan sempat menggunakan wadah plastik untuk sajian MBG. "Kami pesan ompreng dari Bandung," tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan