Magis Si Elang
Irlandia 0-1 Prancis
DUBLIN-Mike Maignan membuktikan dirinya layak menjadi kiper nomor satu Prancis. Penyelamatan-penyelamatan spektakulernya membuat gawang Les Bleus masih perawan di Kualifikasi Piala Eropa 2024.
Setelah menggagalkan penalti Memphis Depay di laga pertama Grup B di Paris, kiper AC Milan berjuluk The Magic Eagle alias Si Elang Ajaib itu kembali mempertontonkan kehebatannya di Arena Dublin pada matchday kedua kemarin.
Maignan yang menggantikan kiper pemenang piala dunia sekaligas kapten tim, Hugo Lloris melakukan tiga save gemilang untuk mengamankan keunggulan 1-0 Prancis usai Benjamin Pavard mencetak gol di menit ke-50.
Penyelamatan pertamanya ia lakukan dengan meninju tembakan James McClean. Setelah itu, dia melakukan dua penyelamatan kelas dunia di akhir babak kedua.
Penjaga gawang berusia 27 tahun itu menangkal sundulan rekan setimnya Jules Koundé yang salah menghalau bola sepak pojok di menit ke-89. Kemudian, pada menit ke-90, ia memblok sundulan jarak dekat Nathan Collins di sudut atas gawang.
Makanya, terlepas bahwa Pavard menjadi pencetak gol kemenangan, kiper kelahiran 3 Juli 1995 itu diklaim sebagai pahlawan utama dan mendapat pujian pelatih Didier Deschamps. “Ia memungkinkan kami untuk mempertahankan tiga poin,” kata Deschamps di situs FFF.
Maignan sudah menarik perhatian sejak masih bersama Lille. Kecemerlangannya di bawah mistar gawang semakin terlihat setelah pindah ke AC Milan 2021 silam. Di musim pertamanya, ia langsung membantu Milan meraih Scudetto.
Namun, aksi-aksi supernya di bawah mistar dianggap belum cukup. Di Piala Dunia 2022, Deschamps lebih memilih Lloris, Steve Mandanda, dan Alphonse Areola. Pensiunnya Lloris dan Mandanda memberinya jalan masuk dan langsung menjadi kiper nomor satu.
“Mengambil alih dari Hugo Lloris yang telah melakukan hal luar biasa bersama kami tidaklah mudah. Melalui pertandingan pertamanya pada hari Jumat dan yang ini, dia mengeluarkan banyak kekuatan, jauh lebih baik, dan juga para pemain di depannya,” puji Deschamps.
Menurut Deschamps, penampilan heroik seperti yang ditunjukkan Maignan mereka butuhkan untuk mengalahkan Irlandia yang bermain sangat bagus. Tak hanya memiliki pertahanan kokoh, Irlandia juga sangat berbahaya dalam situasi bola mati.
"Selalu sulit bermain di sini. Kami memiliki sedikit peluang, mereka bertahan dengan sangat baik. Mereka berbahaya pada akhirnya, terutama dari bola mati. Kami memiliki tim muda, tetapi mereka juga memiliki kualitas dan karakter,” jelas Deschamps di UEFA.com.
Dengan kemenangan ini, Prancis yang sebelumnya menggasak Belanda empat gol tanpa balas nyaman di puncak klasemen Grup B. Mengoleksi poin enam, mereka unggul tiga angka di atas Yunani dan Belanda. “Kami memiliki enam poin dari dua pertandingan kami – itu penting," ujar sang pelatih.
Benjamin Pavard yang mencetak gol spektakuler juga memuji Maignan pasca laga. “Penyelamatan Mike memungkinkan kami untuk bertahan dalam pertandingan dan menjaga clean sheet," katanya.
Di kubu Irlandia, pelatih Stephen Kenny tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Menurutnya, mereka bisa meredam kehebatan barisan penyerang Prancis dan pantas mendapatkan hasil lebih baik.
“Kami sangat kecewa. Karena kami tidak mengambil poin. Kami melawan kualitas nyata. Prancis menekan kami sangat tinggi, tetapi kami menanganinya dengan baik. Mereka tidak menciptakan banyak peluang. Kami bermain baik dalam waktu yang lama dan sangat kecewa kalah,” keluhnya.
Kekecewaan senada juga dilontarkan kapten Irlandia, Seamus Coleman. "Kami kecewa dan frustrasi, tetapi itulah mengapa mereka adalah tim yang sangat bagus. Kami tidak memberi mereka banyak peluang. Saya pikir kami bertahan dengan baik ada banyak hal positif yang bisa diambil dari permainan ini," tandasnya. (amr/gsm)