Pulang Tanpa Gelar
BASEL- Indonesia tanpa gelar pada BWF World Tour Super 300 Swiss Open 2023. Tim Merah Putih pulang dengan tangan kosong setelah satu-satunya wakil yang tersisa, yakni tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung tersingkir di semifinal.
Pada pertandingan di St Jakobshalle, Basel, Swiss, Minggu (26/3) dini hari WIB, Gregoria tumbang dari unggulan keenam asal Thailand, Pornpawee Chochuwong dengan skor 21-18, 13-21, 17-21.
Gregoria sebenarnya start baik pada babak empat besar itu. Pebulu tangkis 23 tahun itu langsung tancap gas dengan unggul lebih dulu pada gim pertama.
Sayang, pada gim kedua permainannya mengendur. Sehingga lawan dapat leluasa melakukan serangan. Kondisi serupa juga terjadi pada gim penentu hingga akhirnya Gregoria kalah di tangan Chochuwong.
Kekalahan tersebut sekaligus memupus harapan Tim Garuda membawa gelar juara dari Swiss. Pada fase semifinal, Indonesia memiliki dua wakil.
Selain Gregoria, ada juga ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Sayang, pasangan yang berstatus sebagai unggulan kedua itu juga gagal ke final.
Keduanya terpaksa mundur pada babak kedua saat melawan asal Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Keputusan itu diambil setelah Apriyani mengalami cedera bahu kanan. Dan pertandingan berakhir dengan skor 17-21, 10-16.
Dari hasil tersebut, capaian Indonesia dibandingkan tahun lalu alami kemunduran. Sebba, musim lalu Tim Merah Putih berhasil membawa pulang dua gelar juara. Masing-masing melalui tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Menanggapi hasil tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky mengeluarkan evaluasinya terkait kegagalan ini.
"Secara umum, saya tentu tidak puas. Karena tidak ada titel juara yang bisa direbut pemain Indonesia dari turnamen Swiss Open tahun ini. Padahal, tahun lalu masih ada dua gelar yang kita raih," ujar Rionny dalam rilis PBSI, Minggu (26/3).
Menurutnya, Gregoria dan Apriyani/Fadia sudah tampil maksimal hingga ke semifinal. Sayang, Apri harus mundur karena cedera bahu. Sedangkan Gregoria tidak bisa memanfaatkan kesempatan terbuka untuk lolos ke final.
"Gregoria sebenarnya ada peluang. Sayang di poin-poin dua gim ketiga malah banyak melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan. Seandainya, dia bisa lebih fokus dan bisa me-manage pikirannya, hasilnya bisa lain," paparnya lagi.
Seandainya Gregoria bisa menang dan lolos ke final, papar Rionny, kans juara juga bertambah besar. Motivasinya pasti juga akan naik. Dan hasil bagus di Swiss ini tentu akan membawa pengaruh yang positif saat dia melanjutkan pertandingan ke Spanyol (Spain Masters).
Rionny juga menyoroti banyaknya pemain cedera. Sehingga tak bisa melanjutkan pertandingan seperti Chico Aura Dwi Wardoyo, Rinov Rivaldy, dan Apriyani.
Chico cedera pada pergelangan kaki, Rinov di tangan, sementara Apriyani di bahu. Padahal, ketika dalam persiapan di Jakarta, mereka semua dalam kondisi baik dan fit.
"Apakah cedera ini terjadi karena intensitas pertandingan yang dijalani pemain yang demikian tinggi sejak All England lalu atau bagaimana. Tentu akan kita cari akar permasalahannya bersama dokter dan pelatih," ujar Rionny lagi.
Setelah gagal di Swiss, Rionny berharap para pemain bisa kebih fokus ke turnamen berikutnya di Madrid, Spanyol. “Lupakan kegagalan dan konsentrasi untuk tampil lebih bagus lagi untuk bisa menjadi juara di Spanyol, pekan depan," pungkasnya. (gsm)