Imbau Warga Pindah
*Dari Bantaran Sungai, Palembang Terancam Banjir Besar
Terendamnya sejumlah titik di Palembang pascahujan kemarin siang harus diwaspadai bersama. Hanya dalam hitungan jam, air tak lagi tertampung. Menggenangi kawasan rendah. Pemicunya selain faktor lingkungan, juga karena rusaknya daerah aliran sungai (DAS).
"Jangan buang sampah sembarang. Paling penting jaga DAS dan lingkungan," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Maman Noprayamin, kemarin.
Menurutnya, jika kondisi DAS tidak dijaga, dapat mengakibatkan sedimentasi tinggi dan berujung banjir. Sebab, daya tampung air oleh sungai berkurang. Air menyebar ke mana-mana. "Jika air tak tertampung, itu tandanya sungai banyak sendimen berupa lumpur," papar dia. Karena itu, langkah mencegah banjir yakni menjaga DAS.
BACA JUGA : Sisa 15 Titik Banjir TerparahDibutuhkan kepedulian semua pihak. Jaga lingkungan. Tidak membuka lahan besar-besaran. Harus bisa menata di mana daerah konservasi dan mana untuk pemukiman. “Masyarakat jangan merambah hutan," katanya.
Maman mengingatkan, masyarakat sebaiknya jangan tinggal di bantaran sungai. “Lebih baik pindah ke tempat yang lebih aman. Karena itu mengancam jiwa, harta dan benda,” bebernya.
Sebab, mayoritas sungai-sungai di Sumsel telah terjadi sedimentasi. Anak sungai sudah beralih fungsi. “Contohnya bisa dilihat pada Sungai Musi yang airnya keruh. Itu mencerminkan buruknya DAS," cetus Maman. Padahal, Sungai Musi ini airnya digunakan dan diolah menjadi air PDAM dan berbagai keperluan lain.
Untuk warga Palembang, jangan buang sampah sembarang. Kata Maman, setiap perumahan juga harus menyediakan “wadah” air berupa kolam-kolam retensi. Paling tidak untuk mengakomodir air di sekitar perumahan itu.
Itu bisa juga berfungsi untuk resapan dan menampung air hujan. Lalu menggalakkan biopori. "Kalau kondisi seperti sekarang terus dibiarkan, maka Sungai Musi sebagai tempat penampungan air penuh. Air akan meluber dan mengalir ke permukiman. Palembang terancam banjir besar," pungkasnya. (*/yun)