Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh (3): Satu Relawan Sumsel Evakuasi 631 Jenazah, Kampung si Mata Biru Lenyap
KANTONG JENAZAH: Kantong-kantong hitam berisi jenazah masih didapati teronggok di pinggir jalan, dekat sisa puing rumah-rumah warga di Kota Banda Aceh, pada Januari 2005. (Foto kanan) Sisa anak-anak Aceh bermata biru, yang selamat dari tsunami. -FOTO: DOK/SUMEKS/JAWAPOS-
BACA JUGA:10 Tsunami Terbesar yang Pernah Terjadi, Dua di Antaranya di Indonesia
Dengan sigap seluruh relawan pun langsung menunaikan tugas sesuai kemampuan. "Tugas saya adalah mengevakuasi mayat, karenanya saya langsung melakukan evakuasi," terangnya.
Tanpa menggunakan alat bantu pernapasan, masker, ataupun sarung tangan, Pak Iwan langsung mengevakuasi mayat-mayat yang berserakan tersebut. Hari pertama dia berhasil mengatongi lebih kurang 112 jenazah.
Atas inisiatif tim relawan yang akan menghidupkan kembali RS Dinas Kesehatan Tentara (DKT), pada hari kedua dia diminta untuk merigevakuasi mayat mayat di dalam rumah sakit tentara tersebut. “Di rumah sakit itu, saya berhasil mengevakuasi 83 jenazah,” kenangnya kala itu.
RS DKT bisa difungsikan kembali, setelah dibersihkan dari mayat-mayat yang berserakan. Hari ketiga, dia melakukan penyisiran hingga radius 1,5 km dari RS DKT. Dia berhasil mengevakuasi 53 mayat lagi. Hari keempat, Pasukan Katak (Paska) TNI AL pimpinan Kapten Johan, meminta Pak Iwan bergabung.
Tugas kali ini, mengevakuasi mayat-mayat yang ada di sungai. "Di sini kami bekerja secara tim. Saya mendapat tugas mengambil serta mengikat mayat-mayat pakai tali, selanjutnya tim di darat menarik mayat-mayat tersebut," urainya.
BACA JUGA:Kronologi Tsunami Aceh 2004, Tragedi yang Mengguncang Dunia
BACA JUGA:Martunis dan Ronaldo: Kisah Penyintas Tsunami Aceh yang Menginspirasi Dunia dengan Kemanusiaan
Bau yang ditimbulkan jenazah yang sudah membusuk tidak mengganggu kerjanya. Beberapa hari dia bersama Paska, mengevakuasi mayat-mayat yang ada di sungai. Bahkan ketika diangkut menuju bandara, dia pun masih menyempatkan untuk mengevakuasi 4 mayat.
Sehingga total mayat yang dia evakuasi selama di Aceh, sebanyak 631. "Sebenarnya saya belum ingin pulang, namun karena tugas saya sudah habis sesuai SK, saya pun harus pulang. Karenanya kalau ada pemberangkatan lagi saya siap untuk kembali ke NAD," tegasnya kala itu.
Pak Iwan tidak menggunakan masker saat proses evakuasi, karena bisa membuat nafasnya sesak. Pun demikian tidak bersarung tangan, jika dipakai terasa licin katanya. Untuk diketahui, beberapa tahun lalu Iwan Hasyim Muya telah meninggal dunia dikarenakan sakit. (habis)