Mengenang Tsunami Aceh 2004: Bencana Dahsyat dengan Gelombang 30 Meter yang Mengubah Sejarah Indonesia
Gelombang 30 meter yang menghantam Aceh pada 2004 menjadi peringatan penting tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Foto: istimewa--
SUMATERAEKSPRES.ID - Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah modern.
Gelombang raksasa yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 magnitudo di Samudra Hindia, menghantam pesisir Aceh dengan ketinggian air yang mencapai 30 meter di beberapa lokasi.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta laporan saksi mata, gelombang tsunami pertama mencapai daratan hanya dalam waktu 30 menit setelah gempa.
Tinggi gelombang bervariasi, mulai dari 10 hingga 30 meter tergantung pada topografi wilayah yang dilanda.
BACA JUGA:Martunis, Selamat dari Tsunami, Kini Lelang Jersey untuk Amal
Ketinggian Gelombang di Berbagai Lokasi, Di ibu kota Provinsi Aceh, gelombang tsunami tercatat mencapai ketinggian 9-15 meter. Daerah pesisir seperti Ulee Lheue dan Meuraxa mengalami kerusakan paling parah, dengan ribuan bangunan tersapu bersih.
Kabupaten Aceh Besar, Di wilayah ini, terutama di Lhoknga dan Leupung, ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 20-30 meter. Gelombang besar ini tidak hanya meratakan desa-desa tetapi juga membawa kapal besar hingga ke daratan.
Pulau Simeulue, Di Simeulue, meskipun ketinggian gelombang mencapai 10-12 meter, korban jiwa relatif lebih sedikit. Hal ini karena masyarakat setempat sudah memahami tanda-tanda tsunami melalui kearifan lokal yang dikenal sebagai smong.
Kabupaten Aceh Jaya, Calang, ibu kota Aceh Jaya, hampir seluruhnya tenggelam akibat gelombang setinggi 15-20 meter. Sebagian besar penduduk yang tidak sempat menyelamatkan diri menjadi korban.
BACA JUGA:10 Tsunami Terbesar yang Pernah Terjadi, Dua di Antaranya di Indonesia
Tinggi gelombang tsunami dipengaruhi oleh kedalaman laut di lokasi gempa, jarak dari episentrum, dan bentuk topografi pesisir. Di Aceh, kontur pantai yang landai membuat gelombang tsunami semakin tinggi saat mendekati daratan.
Gelombang tsunami menghancurkan lebih dari 500.000 rumah, infrastruktur, dan fasilitas publik di Aceh. Ketinggian air yang ekstrem juga menyebabkan kapal besar seperti PLTD Apung terdampar sejauh 5 kilometer dari pantai.