Dibayang-Bayangi Dominasi Carlsen, Gukesh Dommaraju, Juara Dunia Catur Termuda
SELEBRASI : Grand Master (GM) Catur asal India Gukesh Dommaraju melakukan selebrasi usai menjadi juara dunia mengalahkan GM Ding Liren asal China pada kejuaraan dunia di Singapura beberapa waktu lalu. -foto: afp-
SINGAPURA, SUMATERAEKSPRES.ID – Keberhasilan Grand Master (GM) asal India Gukesh Dommaraju menjadi juara dunia catur setelah mengalahkan GM Ding Liren dalam ajang perebutan gelar juara dunia di Singapura beberapa waktu lalu mengukuhkan dominasi India dalam dunia catur beberapa tahun terakhir.
Bagaimana tidak, pemuda asal Chennai, India itu menjadi salah satu dari beberapa Grand Master muda, asal India yang tampil ke muka beberapa tahun ini.
Dominasi itu dikukuhkan, dengan keberhasilan Gukesh menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah dengan skor 7,5-6,5 di usia 18 tahun. Putra seoang ahli bedah THT ini memecahkan rekor GM Garry Kasparov asal Rusia yang sudah bertahan selama 37 tahun yang sebelumnya menjadi juara dunia termuda pada usia 22 tahun.
Performa Gukesh sudah mulai terlihat semenjak dari Piala Dunia Catur 2023 dimana ia mencapai perempat final dengan mengalahkan sejumlah pecatur top. Hanya saja langkahnya terhenti ditangan pecatur nomor satu dunia, Magnus Carlsen. Penampilannya semakin luar biasa ketika mendominasi turnamen kandidat sehingga akhirnya berkesempatan menantang Ding Liren dalam perebutan juara dunia.
BACA JUGA:Rebut 8 Emas, Raih Juara Umum, Tim Catur NPCI Sumsel di Peparnas XVII
BACA JUGA:Tim Cabor Catur NPCI Sumsel Raih Juara Umum dengan 8 Emas di Peparnas XVII
Meski menjadi juara dunia, namun sejumlah pihak masih meragukan kemampuannya. Bagi para pencinta catur, Magnus Carlsen tetap yang terbaik, sayangnya semenjak melepaskan gelar juara dunia, Carlsen hingga saat ini masih enggan untuk ikut serta mengikuti perebutan kejuaraan dunia kembali.
Gukesh sendiri sepertinya tahu diri, dia mengakui Carlsen masih yang terbaik. “Menjadi juara dunia bukan berarti sayalah yang terbaik, yang terbaik tetaplah Carlsen,” ujarnya. Meski demikian, dia tetap bersemangat menghadapi Carlsen pada turnamen yang digelar di Stavanger, Norwegia yang mungkin mempertemukan keduanya.
“Saya bersemangat untuk kembali menghadapi pemain terkuat dunia di Norwegia dan Armageddon juga akan menyenangkan,” ucapnya.
Perjalanan Gukesh menjadi juara dunia tak lepas sokongan keluarga, terutama kedua orang tua dan teman-temannya. Pada tahun 2017-2018, ayahnya, Rajinikanth, berhenti dari pekerjaannya yang bergaji besar untuk bepergian dengan Gukesh dan mendukung mimpinya untuk mencapai norma GM terakhir. Sementara itu, ibunya, Padma Kumari, menjadi pencari nafkah tunggal, menjalankan rumah tangga.
“Orang tua saya harus melakukan banyak perubahan gaya hidup agar saya bisa bermain di turnamen. Mereka melakukan pengorbanan terbesar,” katanya.
BACA JUGA:Waspadai Permainan 3 Langkah Mati di Pasar Malam, Mengungkap Realitas Puzzle Catur
BACA JUGA:Penemuan Olahraga Catur dan Peran Wilhelm Steinitz sebagai Bapak Catur Modern
Sementara Magnus Carlsen sendiri menggambarkan Gukesh sebagai pria yang luar biasa, sangat pendiam, sangat rendah hati, dan memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan catur. Pecatur asal Norwegia ini memuji Gukesh yang telah memanfaatkan kesempatannya untuk menjadi juara catur dunia termuda.