PTM Pemicu Kematian Terbanyak, Penderita Bisa Jatuh Miskin
Prof Dr Misnaniarti SKM MKM-foto: ist-
Menurut Prof Misnaniarti, terjadinya peningkatan prevalensi penyakit tidak menular menjadi ancaman yang serius bagi masyarakat. Karena akan mengancam kualitas hidup manusia maupun akan mengancam pembangunan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu diperlukan upaya ataupun kebijakan untuk pengendalian penyakit tidak menular tersebut. Terutama yang berbasis masyarakat sebagai kelompok yang dapat berperan aktif. Secara mandiri dan berkesinambungan dalam mengendalikan faktor risiko terjadinya PTM.
Penyakit tidak menular disebabkan berbagai faktor. Seperti penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, penyalahgunaan alkohol, pola makan tidak sehat dan polusi udara. Juga karena faktor lain, seperti urbanisasi cepat yang tidak terencana, gaya hidup tidak sehat, dan penuaan populasi. Ini disebut faktor risiko metabolik dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh! Ternyata Brotowali Bisa Menyembuhkan 10 Penyakit Ini, Simak Manfaatnya!
BACA JUGA:Konsumsi Cokelat Hitam Banyak Manfaatnya, Salah Satunya Cegah Penyakit Jantung
Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat terlihat pada orang-orang sebagai tekanan darah tinggi, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, dan obesitas. “Semuanya ini dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit tidak menular,” bebernya.
Prof Misniarti yang juga merupakan Dekan FKM Unsri ini menyampaikan, dari data yang dicantumkan oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan-IHME 2020 diketahui secara detil bahwa tembakau menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahunnya. Termasuk akibat paparan asap rokok. Sekitar 1,8 juta kematian tiap tahunnya disebabkan oleh kelebihan asupan garam/natrium.
Asesor akreditasi LAMPTKes ini menambahkan, lebih dari separuh dari 3 juta kematian disebabkan oleh penggunaan alkohol, termasuk kanker. Kemudian, 830.000 kematian setiap tahunnya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik.
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap perubahan metabolik utama yang dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi), kelebihan berat badan (obesitas), hiperglikemia (glukosa darah tinggi), dan hyperlipidemia (lemak tinggi dalam darah).
Dari empat faktor risiko tersebut, tekanan darah yang tinggi merupakan faktor terbesar yang berkontribusi menjadi penyebab kematian. Adapun faktor risiko yang berasal dari lingkungan yang menjadi penyebab penyakit tidak menular adalah polusi udara, menjadi penyebab 6,7 juta kematian di seluruh dunia.
BACA JUGA:Mengelola Gout: Penyakit Kuno yang Masih Menjadi Tantangan Kesehatan Modern
BACA JUGA:Penyakit MU Mulai Nular ke Manchester City, Haaland Cs Sudah Catat 5 Kekalahan Beruntun Nih
Dampak lainnya, biaya perawatan kesehatan untuk penyakit tidak menular sangat mahal. Termasuk perawatan, yang seringkali memakan waktu lama. Ditambah dengan hilangnya pendapatan, menyebabkan jutaan orang jatuh miskin setiap tahunnya.
Strategi pencegahan dan mengendalikan PTM adalah dengan berfokus pada pengurangan faktor risiko penyakit. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dan berbiaya minimalis yaitu melalui pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat. Ini dapat dilakukan melalui pos pembinaan terpadu (Posbindu), guna deteksi dini penyakit dan intervensi modifikasi faktor risiko penyakit tidak menular.
Cara pencegahan PTM juga dapat dilakukan dengan mengubah diet menjadi lebih sehat, melakukan aktivitas fisik, berhenti merokok serta tidak mengonsumsi alkohol. “Serta merekomendasikan gaya hidup sehat melalui mengonsumsi buah dan sayur. Mengurangi lemak, gula dan garam serta melakukan aktivitas fisik," ujar guru besar yang sudah menerbitkan 64 publikasi jurnal ilmiah dalam 10 tahun terakhir ini.