PLN dan SEG Sinergi Capai Target Bauran Energi Mengurangi Dampak Lingkungan dari Pembangkit Fosil
PLN dan SEG berkolaborasi untuk mencapai target bauran energi bersih, mengurangi ketergantungan pada fosil, dan mendukung masa depan yang lebih ramah lingkungan. Foto:Nanda/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – PT PLN terus mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada energi yang dihasilkan dari bahan fosil.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, PLN bekerja sama dengan PT Sumsel Energi Gemilang (SEG), BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, untuk mencapai target bauran energi yang lebih ramah lingkungan.
Sinergi ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari pembangkit energi berbahan fosil, sekaligus meningkatkan kontribusi energi terbarukan (EBT) dalam memenuhi kebutuhan listrik di Sumsel.
BACA JUGA:Es Selendang Mayang Sajian Segar dan Lezat Khas Nusantara
BACA JUGA:Pemusnahan Barang Bukti di Kejaksaan Negeri OKI: Peningkatan Perkara Narkotika dan Senjata
Pada Rabu, 11 Desember 2024, Manajer Komunikasi & TJSL PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB), Iwan Arissetyadhi, memberikan keterangan saat kunjungan Peserta Media Energi ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2 MW di Jakabaring.
Iwan menjelaskan bahwa Sumsel kini memiliki PLTS yang mampu menghasilkan 2 MegaWatt (MW) listrik dari energi matahari setiap tahunnya.
“Ini adalah sumber energi bersih yang tidak menghasilkan limbah, memanfaatkan panas matahari sebagai pengganti bahan bakar fosil,” ujarnya.
BACA JUGA:Keris, Warisan Budaya yang Dianggap Bisa Membawa Rezeki
BACA JUGA:Jasad Pria Tergant*ng di Pohon Karet Gegerkan Desa Pancawarna, Ditemukan Bercak Dar*h di Kaki
Iwan menambahkan bahwa dengan peningkatan penggunaan energi bersih, pemerintah menetapkan target bauran energi sebesar 30 persen, dan untuk Sumsel, target tersebut telah tercapai.
"PLN terus berupaya mengurangi pembangkit berbahan fosil secara bertahap.
Namun, penggantian ini tidak bisa dilakukan secara langsung karena masih ada kendala, seperti keterbatasan teknologi dan infrastruktur," katanya.
BACA JUGA:Batik Air Buka Rute Baru Jakarta Halim - Padang, Mulai Operasi 20 Desember 2024