Selancar di Medsos Wanita Muda Tergiur Promo Coklat Dubai, Uang Rp50 Juta Melayang, Begini Ceritanya
DITIPU: Ajeng Putri (22) usai membuat laporan tindak penipuan yang dialaminya ke SPKT Polrestabes Palembang, kemarin (9/12). Foto : nanda/sumeks --
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Jangan mudah tergiur dengan promo menarik yang banyak bertebaran di platform media sosial karena banyak yang mengandung unsur penipuan.
Seperti yang dialami oleh seorang wanita bernama Ajeng Putri (22) yang harus kehilangan uang hingga puluhan juta rupiah.
BACA JUGA:Tergiur Promo Coklat Dubai, Ajeng Kehilangan Hingga Rp 50 Juta Akibat Penipuan Online
Ini lantaran dirinya tergiur promo menarik untuk membeli Coklat Dubai melalui akun Instagram @Galleryjastip_labubu, total sekitar Rp50 juta uang miliknya yang telah dikuras akibat promo yang ditawarkan oleh akun instagram yang berujung pada aksi penipuan ini.
Tak terima atas tindak penipuan yang dialaminya tersebut warga Jl R Soekamto, Lr Masjid, Kecamatan Ilir Timur (IT) 3, Kota Palembang ini melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang, kemarin (9/12).
Kepada petugas, korban Ajeng menyebut tindak penipuan yang dialaminya itu bermula saat dirinya hendak membeli Coklat Dubai pada Sabtu (7/12), sekitar pukul 18.34 WIB, dengan berselancar di dunia maya, pencariannya tertuju saat melihat penawaran Coklat Dubai di akun @Galleryjastip_labubu.
Karena begitu melihat ternyata jumlah follower-nya banyak korban pun tergiur. Dia lalu mencoba berkirim pesan melalukan inbox dan menghubungi admin melalui pesan singkat WhatApss (WA).
Setelah merasa cocok dengan harga yang ditawarkan, dirinya pun langsung memesan sebanyak 2 pack Coklat Dubai dengan harga Rp635 ribu.
"Uangya saya transfer ke rekening a.n Diah Ayu Hartati," aku korban kepada petugas, kemarin (9/12).
Setelahnya, korban kembali ditawarkan promo untuk mendapatkan kembali Coklat Dubai oleh terlapor (lidik), dengan cara mentransfer uang sebesar Rp1 juta.
"Saya mau karena saat itu dijanjikan terlapor, kalau uang Rp1 juta yang baru saya transfer akan di-refund atau dikembalikan," ungkap korban.
Sesudah ditransfer lalu pelaku berpura-pura mengirim kode refund kepada dirinya, namun tidak berhasil saat dicoba untuk me-refund.
"Saat itulah terlapor beraksi menguras uang saya secara bertahap, dia (terlapor) pura-pura ingin membantu supaya bisa di-refund tapi dengan cara menambahkan uang ke rekeningnya," ujarnya.