Bahaya Jika 85 dB, Dalam Waktu Satu Jam

PALEMBANG-  Demam lato-lato  tidak hanya menyerang  anak -anak. Namun, juga kalangan orang dewasa. Ternyata lama-lama, banyak yang tidak tahu tempat memainkan lato-lato ini sehingga bikin bising dan semakin meresahkan warga. Mulai dari tempat umum seperti sekolah, rumah sakit bahkan di kereta api. Selain bikin bising adakah dampak suara keras lato-lato ini bagi pendengaran?

Staf Medis KSM THT-KL RSMH Palembang, dr. Ermalinda Kurnia, Sp. THT-KL, RSMH Palembang mengatakan, saat ini, suara lato-lato beradu terdengar nyaris di semua tempat. Tidak lagi seru bisingnya, bahkan saat ini mulai terasa mengganggu  bagi banyak orang, terutama jika ada yang memainkannya tanpa kenal waktu dan tempat. "Bising yang membahayakan jika 85 dB dalam waktu satu jam terpapar. Saya rasa kalau lato-lato jika hanya di mainkan satu orang tidak akan sampai 85 dB,"ujarnya Baca juga : Cerita MN, Bertahan Hidup Lebih dari 20 Tahun Sejak Positif HIV

Ia menegaskan, justru  yang dikhawatirkan bukan merusak suara tapi cenderungnya lebih kepada  cedera di bagian wajah. "Tapi di sini yang saya khawatirkan terjadi nya trauma wajah pada anak-anak yang bermain lato-lato  ini,"jelasnya. Baca juga : Booming, Warga Gelar Lomba Lato Lato di Kampung Sayur Cempako

Katanya, suaranya yang berisik kemudian juga ada kengerian takut lato-latonya melukai orang lain di sekitarnya, atau melukai dirinya dia sendiri,"Lato-lato ini  jika terus dimainkan bisa berbahaya  mengenai jaringan lunak wajah ataupun patah pada tulang wajah,"

Bila bolanya pecah, maka akan berpotensi kuat menimbulkan cidera pada anak, karena sepihannya bisa mengenai wajah . "Jika talinya putus, maka bolanya bisa membentur tubuh atau benda lain di sekitarnya.Lato Lato juga bisa dipukulkan ke sesama teman bermain jika saat bermain terjadi perselisihan,”tukasnya.

Lato-lato sudah makan korban luka serius di Kalimantan Barat. Seorang bocah di Kubu Raya yang menjadi korban permainan ini sampai harus menjalani operasi mata lantaran serpihan lato-lato yang pecah melukai matanya. "Jadi ada perlukan di bola matanya. Sehingga harus dioperasi dan dijahit tiga jahitan," ucap Kadis Kesehatan Kubu Raya Marijan seperti dilansir dari detikcom.

Baca Juga : Demam Lato-Lato, Anak-Anak Adu Skill dan Fokus

Terkait kasus di Kalimantan Barat, Kementerian Kesehatan RI menyarankan agar orang tua turut mengawasi anak saat bermain lato-lato. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, kasus tersebut tergolong kasus trauma."Ini kasus trauma, jadi bukan kejadian keracunan dan penyakit ya," terang Nadia.(nni/lia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan