Selama kampanye pemilihan, Donald Trump secara terbuka mengkritik kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden terhadap Iran, terutama terkait dengan kelonggaran dalam penerapan sanksi ekspor minyak.

Trump berpendapat bahwa kebijakan tersebut telah melemahkan posisi Amerika Serikat dan justru menguntungkan Iran, yang dapat melanjutkan ekspor minyaknya, mengumpulkan dana, dan memperkuat program nuklir serta pengaruhnya di kawasan melalui kelompok milisi yang didukungnya.

Untuk memperkuat kebijakan luar negeri terhadap Iran, Trump menunjuk Senator Marco Rubio, seorang tokoh yang dikenal dengan sikap keras terhadap Teheran, sebagai Menteri Luar Negeri.

Selain itu, Mike Waltz, yang dijadwalkan menjadi Penasihat Keamanan Nasional, juga mendukung pendekatan yang lebih tegas terhadap Iran

Langkah Strategis di Lebanon

Menteri Cohen juga menyoroti situasi di Lebanon, yang menurutnya semakin mendekati kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung lama.

Salah satu fokus utama Israel adalah memastikan bahwa kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran tidak kembali memperkuat posisinya di wilayah perbatasan Israel.

Cohen menegaskan bahwa Israel tidak akan memberikan toleransi yang sama seperti sebelumnya terhadap ancaman dari Hizbullah. Jika kelompok ini kembali membangun benteng atau melancarkan serangan dari wilayah dekat Israel, Cohen menyatakan bahwa Israel akan bertindak tegas.

Meskipun ada pembicaraan mengenai mekanisme untuk menegakkan perjanjian damai di Lebanon, Cohen menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai.

Israel berharap kebijakan luar negeri pemerintahan Trump akan terus menekan Iran, baik melalui sanksi yang lebih ketat maupun melalui kebijakan yang menegaskan hak Israel untuk bertindak militer jika diperlukan

. Di sisi lain, Israel juga berharap dapat mencapai kesepakatan damai di Lebanon, dengan fokus pada pengurangan pengaruh Hizbullah di perbatasan.