Potensi Kebakaran Gambut Tinggi 

PALEMBANG - Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumsel, terutama lahan gambut masih cukup tinggi. Berdasarkan data, setiap tahun kasus itu juga selalu terjadi. Apalagi tahun 2023, diprediksi karhutla di Sumsel bisa menyamai seperti yang terjadi pada tahun 2015 silam. Ini akibat dampak El Nino di wilayah Indonesia terutama di Pulau Sumatera, termasuk Sumsel.

"Selain itu karena memang masuk musim kemarau, bertepatan adanya El Nino sehingga membuat potensi karhutla meninggi khususnya di lahan gambut sebagaimana yang terjadi selama ini," ujar Direktur Walhi Sumsel, Yuliusman pada diskusi di Hotel Swarna Dwipa, Senin (20/3).

BACA JUGA : Harga Sembako Bergejolak

Bahkan, lanjutnya, karhutla pada lahan gambut tetap berpotensi akibat cuaca panas dan kondisi gambut yang kering. Di sisi lain, luas lahan gambut Sumsel tercatat lebih dari satu juta hektare, sehingga sangat rentan terjadi karhutla. Diskusi ini untuk mendapatkan master plan upaya pencegahan dan penanganan karhutla. "Bayangkan luas lahan gambut Sumsel 1,2 juta hektare. Lahan gambut mudah terbakar di musim kemarau, sehingga saya harap ada solusi konkret mencegahnya. Kita juga mendorong pihak terkait termasuk pemerintah menangani persoalan ini," tegasnya.

Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Sumsel, Ir Dharma Dahlan, mengungkapkan lahan gambut di Sumsel tersebar di tujuh kabupaten/kota. Berdasarkan fakta yang ada, paling tidak ada tiga daerah dengan sebaran lahan gambut terbanyak menjadi titik potensi karhutla. "Musim kemarau dan badai El Nino berpotensi sebabkan gambut di Sumsel terbakar. Tepatnya daerah yang punya banyak lahan gambut, seperti Kabupaten OKI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Tiap tahun lahan gambut itu selalu terbaka. Terbesar dan terbanyak 2015 silam dengan jumlah lahan terbakar sekitar 600 ribu hektare. Untuk itu kejadian ini jangan sampai terulang lagi," pungkasnya. (afi/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan