Dulu Aliran Perdagangan, Kini Lorong Penuh Kenangan: Yuk Simak Sejarah Epik Sungai Temenggungan

Reporter: Dudun |

Editor: Rian Sumeks |

Sabtu , 09 Nov 2024 - 18:20

Sungai Temenggungan dulunya merupakan salah satu aliran air yang berperan vital dalam kehidupan masyarakat Palembang.-Foto: Dudun/sumateraekspres.id-

“Disini ada ratusan kepala keluarga. Yang jelas untuk anak sekelas millennial, Gen Z tentu mereka tidak tahu jika Temenggungan merupakan nama Sungai,” kata Juned, warga yang tinggal tak jauh dari lingkungan setempat.

Juned sendiri merupakan keturunan timur Tengah. Dengan nama asli Junaidi, yang pekerjaannya sehari-hari adalah beternak burung puyuh.

Dari masa dia kecil Temenggungan merupakan jalan yang masih licin dan becek Ketika hujan turun.

Namun seriring dengan adanya perubahan zaman dan meningkatnya Pembangunan Lorong Temenggungan kini sudah berubah drastic.

Bahkan jalan Temenggungan menggunakan conblok sehingga semakin indah terlihat. Lorong Temenggungan ini sendiri bentangannya kisaran 1,80 hingga 2 meteran.

“Tidak bisa mobil masuk. Paling yang bisa masuk motor,” kata Juned. Umumnya yang tinggal di jalan Temenggungan merupakan warga lama. Keturunan timur Tengah Sebagian merupakan keturunan Masyarakat Palembang.

Sejauh ini tepat di tengah lorong Temenggungan terdapat got atau parit untuk aliran air. Juned mengungkapkan jika aliran air itu memang dibuat agar limbah air dari Masyarakat maupun air yang turun seperti hujan dapat melalui parit tersebut.

Pembuangannya tidak jauh, karena sekitar 150 hingga 200 meter merupakan Sungai Musi yang berada tepat dekat dengan jembatan Musi 4 Palembang.

Menguak Sejarah, seperti halnya sungai-sungai lain di Palembang, sungai ini juga menjadi jalur lalu lintas utama bagi perahu-perahu kecil yang membawa barang-barang dagangan, baik hasil bumi maupun produk lainnya.

Seiring dengan perkembangan kota dan modernisasi yang terus berlangsung, kebutuhan masyarakat Palembang mulai berubah. Kehadiran jalan raya dan kendaraan bermotor mulai menggeser fungsi sungai sebagai jalur transportasi.

Pemerintah kota, demi memperluas infrastruktur jalan dan meningkatkan mobilitas masyarakat, memutuskan untuk mereklamasi sebagian sungai-sungai kecil, termasuk Sungai Temenggungan, yang kemudian diubah menjadi ruas jalan.

dulu aliran perdagangan, kini lorong penuh kenangan: yuk simak sejarah epik sungai temenggungan                            sumateraekspres.id – sungai temenggungan di kota palembang kini abada menjadi nama lorong. 
sungai temenggungan dulunya merupakan salah satu aliran air yang berperan vital dalam kehidupan masyarakat palembang.
sungai ini menjadi bagian dari jaringan sungai-sungai kecil yang bercabang dari sungai musi dan menyebar ke seluruh penjuru kota.
aliran sungai temenggungan terutama digunakan oleh penduduk sekitar untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari sumber air minum hingga transportasi dan kegiatan perdagangan.
baca juga:sejarah tersembunyi di jalan way hitam palembang, dari sungai keruh kini menjadi pusat kehidupan modern!
baca juga:ratusan warga muratara berburu emas di aliran sungai, kelestarian alam terancam
secara geografis, sungai temenggungan berada di pusat kota palembang, yang kala itu menjadi titik strategis bagi aktivitas ekonomi. atau lebih tepat berada dekat dengan kampung arab al-munawar rt.25 kelurahan 13 ulu, kecamatan seberang ulu 2. ''
kampung ini dikelilingi sungai dan rawa berair. dekat dengan sungai atau jalan temenggungan adalah kampung al-munawar dikelilingi sungai musi di sebelah utara, sungai temenggungan sendiri berada di posisi (barat).

sedangkan sungai kangkang (timur) dan rawa (kini sudah menjadi perkampungan dan jalan k.h.a.azhary), dikampung ini terdapat tujuh rumah yang tergolong bersejarah
mengacu pada bahasa jawa, temenggungan berasal dari kata temanggung artinya bagus, istimewadan snagat memuaskan.
baca juga:tuan kapar, tokoh yang jadi nama sungai, kini abadi menjadi nama lorong di palembang!
baca juga:dulu pusat durian, kini ladang lengkuas! sungai jawi jadi destinasi ekowisata palembang!
namun apakah nama tersebut digunakan oleh orang-orang dahulu dalam menamai sungai temenggungan perlu kajian lebih dalam lagi. 
“disini ada ratusan kepala keluarga. yang jelas untuk anak sekelas millennial, gen z tentu mereka tidak tahu jika temenggungan merupakan nama sungai,” kata juned, warga yang tinggal tak jauh dari lingkungan setempat.
juned sendiri merupakan keturunan timur tengah. dengan nama asli junaidi, yang pekerjaannya sehari-hari adalah beternak burung puyuh. 
dari masa dia kecil temenggungan merupakan jalan yang masih licin dan becek ketika hujan turun.
baca juga:uniknya palembang, banyak nama-nama jalan yang terinspirasi dari sungai-sungai bersejarah!
baca juga:dari jalur air ke jalan daratan, sungai manggis berubah jadi lorong, simpan kisah cinta terlarang?
namun seriring dengan adanya perubahan zaman dan meningkatnya pembangunan lorong temenggungan kini sudah berubah drastic.
bahkan jalan temenggungan menggunakan conblok sehingga semakin indah terlihat. lorong temenggungan ini sendiri bentangannya kisaran 1,80 hingga 2 meteran.
“tidak bisa mobil masuk. paling yang bisa masuk motor,” kata juned. umumnya yang tinggal di jalan temenggungan merupakan warga lama. keturunan timur tengah sebagian merupakan keturunan masyarakat palembang. 
sejauh ini tepat di tengah lorong temenggungan terdapat got atau parit untuk aliran air. juned mengungkapkan jika aliran air itu memang dibuat agar limbah air dari masyarakat maupun air yang turun seperti hujan dapat melalui parit tersebut.
pembuangannya tidak jauh, karena sekitar 150 hingga 200 meter merupakan sungai musi yang berada tepat dekat dengan jembatan musi 4 palembang. 
menguak sejarah, seperti halnya sungai-sungai lain di palembang, sungai ini juga menjadi jalur lalu lintas utama bagi perahu-perahu kecil yang membawa barang-barang dagangan, baik hasil bumi maupun produk lainnya.
baca juga:berawal dari sungai! jalan belabak berpotensi jadi cagar budaya, rumah tua dan arsitektur bawa aura kolonial 
baca juga:berawal dari sungai! jalan belabak berpotensi jadi cagar budaya, rumah tua dan arsitektur bawa aura kolonial 
seiring dengan perkembangan kota dan modernisasi yang terus berlangsung, kebutuhan masyarakat palembang mulai berubah. kehadiran jalan raya dan kendaraan bermotor mulai menggeser fungsi sungai sebagai jalur transportasi.
pemerintah kota, demi memperluas infrastruktur jalan dan meningkatkan mobilitas masyarakat, memutuskan untuk mereklamasi sebagian sungai-sungai kecil, termasuk sungai temenggungan, yang kemudian diubah menjadi ruas jalan.
pada akhir tahun 1970-an hingga 1980-an, proyek reklamasi dan pengeringan sungai dilakukan di sepanjang aliran sungai temenggungan.
sungai yang dulunya mengalir di antara perumahan warga dan menjadi sumber penghidupan, berubah menjadi lorong temenggungan.
keputusan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mengatasi kepadatan lalu lintas yang semakin meningkat di kota palembang.
kini, lorong temenggungan telah menjadi bagian penting dari jaringan transportasi di palembang. sepanjang jalan ini berdiri berbagai bangunan bersejarah dan pusat bisnis yang menambah daya tarik kawasan tersebut.
meskipun wujudnya telah berubah, kenangan dan sejarah sungai temenggungan tetap hidup di hati masyarakat, mengingat bagaimana sungai tersebut pernah menjadi saksi perkembangan kota palembang.
sebagai bentuk penghormatan atas sejarahnya, nama “temenggungan” tetap dipertahankan sebagai nama jalan.
baca juga:dulu airnya jernih dan jadi tempat mancing, sungai tembok baru hilang kini ditelan jalan dan ratusan rumah
baca juga:sungai tapak nyari berubah jadi lorong bersejarah, benarkah menyimpan legenda pahlawan dan harta karun?
hal ini tidak hanya sebagai penanda lokasi, tetapi juga sebagai pengingat akan kisah masa lalu kota yang lekat dengan kehidupan sungai.
transformasi sungai temenggungan menjadi  lorong temenggungan menyajikan pelajaran berharga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan kota dan pelestarian lingkungan.
meskipun perubahan ini membawa manfaat dalam hal transportasi dan aksesibilitas, hilangnya aliran air alami juga mengingatkan kita akan dampak yang bisa timbul jika keseimbangan alam terganggu.
dengan memahami sejarah ini, masyarakat palembang diharapkan bisa semakin menghargai dan menjaga lingkungan hidup, serta merawat warisan budaya yang ada di sekitar mereka. 
 lorong temenggungan kini bukan hanya sekadar jalur lalu lintas, tetapi juga simbol adaptasi, kenangan sejarah, dan pengingat pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam. (iol)