Si Kecil Sering Menghisap Jempol, Yuk Simak Ini Penyebabnya
MENGISAP JEMPOL: Kebiasaan menghisap jempol bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi--
SUMATERAEKSPRES.ID – Kita sering melihat seorang anak yang memiliki kebiasaan mengisap jempolnya sendiri. Terkadang saat akan tidur ataupun setiap waktu. Kita tentunya risih melihat kondisi ini.
Kita berusaha untuk melepas jempol tersebut dari mulutnya, tetapi apa yang didapat? Si anak malah malah marah atau menghentikan kebiasaan tersebut. Tetapi tak lama kemudian dia kembali melanjutkan kebiasaannya.
Menurut psikologi, tingkah laku anak yang sering mengisap jempolnya itu bukan tanpa alasan. Itu adalah cara komunikasi anak untuk mengungkapkan sesuatu. Dikutip dari India Parenting, setidaknya ini 2 alasan anak sering mengisap jempolnya sendiri.
BACA JUGA:Anak Kecil Butuh Banyak Pelukan, Manfaatnya yang Luar Biasa
BACA JUGA:Ini Dia Camilan Sehat Buat Si Buah Hati, Yuk SImak Penjelasannya
1. Masalah gigi
Saat anak sering terlihat mengisap jempolnya, itu bisa jadi ada masalah dengan giginya. Ketahuilah bahwa gigi dan fitur wajah seseorang berkembang paling pesat saat berusia antara 4 dan 14 tahun.
Struktur gigi mulai terbentuk sejak usia 5 tahun, karena pada saat itulah gigi permanen mulai muncul secara perlahan. Nah, jika anak Anda masih mengisap jempolnya pada usia ini, ia bisa jadi mengalami gangguan pertumbuhan alami pada giginya.
Kebiasaan mengisap jempol yang berlebihan oleh anak di atas usia lima tahun dapat mengubah garis rahang dan menyebabkan gigi tidak sejajar, yang disebut maloklusi. Hal ini dapat mengakibatkan apa yang terkadang disebut sebagai 'gigi tonggos' atau gigitan dalam, di mana gigi depan tidak tertutup saat gigi belakang tertutup.
Terkadang gigitan silang terjadi saat gigi belakang tertarik ke dalam karena isapan yang terus-menerus menyempitkan langit-langit mulut. Untuk menguji seberapa parah kerusakan yang disebabkan oleh kebiasaan mengisap jempol, sebuah kelompok dokter gigi meneliti sekitar 400 bayi di Iowa, Amerika Serikat, hingga usia empat tahun.
Para peneliti secara rutin menanyai orang tua tentang kebiasaan mengisap jempol anak-anak mereka. Setelah usia empat tahun, model gigi anak-anak dibuat. Tak perlu dikatakan lagi, gigi anak-anak yang berhenti mengisap jempol sebelum berusia satu tahun berada dalam kondisi yang cukup baik.
BACA JUGA:BAHAYA! Ini Dampak Buruk Sering Mengisap Jempol, Hindari Bund!
BACA JUGA:Tips Agar Anak Tak Lanjutkan Kebiasaan Menghisap Jempol
Kerusakan gigi meningkat pada sekitar 6% anak-anak yang berhenti mengisap jempol pada usia 2 tahun. Gigitan silang dan gigitan dalam lebih umum terjadi sebesar 13 persen pada anak-anak yang berhenti mengisap jempol antara usia 2 dan 3 tahun, dan angka ini meningkat menjadi 20 persen, pada kelompok anak-anak yang masih mengisap jempol.
2. Masalah emosional
Masalah emosional yang terkait dengan kebiasaan mengisap jempol bisa sangat menghancurkan. Anak-anak sekolah bisa bersikap tidak kenal ampun terhadap orang yang suka mengisap jempol.
Pendekatan terbaik bagi orang tua adalah menjelaskan pada anak bahwa kebiasaan itu sendiri yang menyebabkan ejekan, dan bukan kepribadian anak. Dengan cara ini, tekanan teman sebaya menjadi faktor motivasi bagi anak.
Orang tua khawatir bahwa trauma akibat berhenti mengisap jempol akan lebih buruk daripada konsekuensi dari melanjutkan kebiasaan tersebut. Jalan pikiran ini dapat dimengerti, tetapi tidak berdasar.
Jika ini benar, anak yang berhenti mengisap jempol akan lebih bergantung pada kenyamanan lain seperti selimut pengaman atau boneka binatang. Faktanya, begitu mengisap jempol berhenti, ketertarikan pada barang-barang lain yang menenangkan juga berhenti. Kecuali anak yang mengalami trauma berat, mengisap jempol menjadi kebiasaan yang sia-sia.
BACA JUGA:Ini Dia Camilan Sehat Buat Si Buah Hati, Yuk SImak Penjelasannya