Pengembangan EBT Cukup Mendesak
EBT: Prof Dr Ir H Anis Saggaff MSCE saat tampil berbicara mengenai energi baru dan terbarukan di seminar nasional, kemarin.-foto: kris/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Semakin menipisnya energi fosil, pergantian ke energi baru terbarukan menjadi solusi yang terus digaungkan semua pihak termasuk para akademisi.
Salah satunya pada Seminar Nasional Applicable Innovation of Engineering & Science, Research (AVoER) XVI Tahun 2024 yang digelar Fakultas Teknik (FT) Universitas Sriwijaya (Unsri) di Hotel Aryaduta, Kamis (24/10).
Dekan FT Unsri Dr Ir Bhakti Yudho Suprapto ST MT IPM, mengatakan, seminar kali ini menyasar peserta, inovasi, dan kolaborasi baik oleh peneliti kampus, industri dan pemerintah (tripartit). Provinsi Sumsel memiliki banyak sumber energi di daerah-daerah, seperti Muara Enim, Lahat, dan daerah lainnya.
"Kita berharap lewat seminar ini ada masukan untuk Pemprov Sumsel mengembangkan energi, terutama energi baru terbarukan (EBT)," jelasnya.
BACA JUGA:Connext Powered by PLN: Wadah Inovasi dan Kolaborasi Startup Energi di Tahun 2024
BACA JUGA:Paparkan Strategi Transisi Energi Capai NZE
EBT itu seperti biotermal, PLTS, angin, air, solar cell, dan lainnya. Ini mesti dikembangkan dari sekarang untuk mengantisipasi habisnya energi fosil. "Kita di akademisi juga banyak riset ke sana (EBT, red)," tukasnya. Sementara dalam seminar turut dipaparkan salah satu inovasi alat pengering ikan panel surya yang diinisiasi A Firdaus.
Alat ini memanfaatkan energi surya (matahari) sebagai sumber utama pengeringan ikan, yang mampu mengurangi kadar air pada ikan hingga 38,88 persen, dengan laju pengeringan 0,97 gram per menit. Turut hadir beberapa narasumber dari Kementerian ESDM, PLN Indonesia Power, akademisi, dan Pemprov Sumsel dari Dinas ESDM serta Pj Gubernur diwakili Plt Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Ir H Novian Aswardani ST MM IPM ASEAN.