https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Terbaring 5 Jam, Sampai Amputasi Dua Kaki, Perjuangan Pasien Gagal Ginjal untuk Bertahan Hidup

dr Trisnawarman Kepala Dinkes Sumsel-foto: ist-

BACA JUGA:Jaga Kesehatan Ginjal, Ayo Mulai Hindari Konsumsi Minuman Ini ya

BACA JUGA:Pentingnya Mengenali Kerusakan Ginjal Akibat Hipertensi dan Cara Mengatasinya

Untungnya, Nova belum harus melakukan cuci darah. Namun dia harus rutin berobat agar tidak parah dan kesehatannya terus dipantau. Aisyah, seorang anak dari pasien yang menderita gagal ginjal dibincangi Sumatera Ekspres di Instalasi Hemodialisis RSMH Palembang, kemarin.

“Ini lagi menunggu ibu cuci darah,” kata gadis yang seorang mahasiswa di Palembang itu. Seminggu dua kali, dia akan mengantar sang ibu, Yanti (50) untuk jalani  cuci darah. Ibunya pada Oktober lalu divonis mengalami penyempitan ginjal. "Sempat sakit jantung, kemudian dicek lagi ternyata ibu juga sakit ginjal," papar warga Tangga Buntung ini.

Proses cuci darah makan waktu sekitar 5 jam. "Tadi datang pagi, baru masuk pukul 12.00 WIB. Mungkin pukul 17.00 WIB baru selesai,” tambahnya. Dia mengatakan, ibunya saat muda sering minum minuman kemasan. Juga sering mengkonsumsi obat herbal untuk obat rematik seperti kumis kucing dan kulit manggis. “Mungkin karena itu,” imbuh dia.

Pasien lain yang juga rutin melakukan cuci darah yakni As. Dua kali seminggu, Selasa dan Jumat. "Saya menjalani hemodialisa sudah empat tahun. Kalau dulu di RSMH, sekarang di RSUD Prabumulih," ungkapnya.

Dengan kondisi gagal ginjal, dia mengaku aktivitas yang dilakukan sehari-hari seperti biasa saja. Namun, kondisi tubuh cepat capek. "Alhamdulillah hingga sekarang stabil, asal jangan banyak pikiran," ujar ibu satu anak ini. Dia memiliki motivasi dan sekaligus memberikan motivasi bagi pasien gagal ginjal lain sepertinya. "Kan yang gagal itu  cuma ginjal, hidup tidak gagal," tegas As. 

BACA JUGA:Bahaya dan Risiko Gula Darah Tinggi, Ancaman Serius bagi Jantung, Ginjal, dan Saraf

BACA JUGA:7 Langkah Efektif untuk Mempertahankan Kesehatan Ginjal Sehari-hari agar Tetap Sehat dan Berfungsi Optimal

Sementara, Adi, warga Tebing Tinggi pernah rutin mendampingi ibunya cuci darah. Pindah-pindah ke beberapa rumah sakit. Mulai di RS Lubuklinggau sampai RSMH Palembang. "Cukup lama, karena sakit sudah komplikasi, ada diabetes, darah tinggi juga," kenangnya.

Saat proses cuci darah di Palembang, banyak pasien lain yang cuci darah di ruangan khusus itu. "Sedih kalau lihat pas cuci darah," katanya. Saat itu, ibunya tidak transplantasi ginjal karena kendala biaya. Tidak ada pendonor ginjal.

Kasus penyakit gagal ginjal dan yang melakukan cuci darah di RSUD dr Ibnu Sutowo Baturaja jumlahnya cukup banyak. "Pasien yang cuci darah rutin seingat saya ada 62 pasien," kata dr Milyandra SpPD. 

Menurut pria yang juga menjabat Ketua IDI OKU tersebut, penyakit gagal ginjal paling tinggi risikonya biasanya akibat hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol. Untuk penderita dua jenis penyakit tersebut disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.

Bagaimana dengan pasien usia di bawah 30 tahun apakah aman jika melakukan transplantasi ginjal? Untuk melakukan transplantasi ginjal ini sudah ada syarat dan ketentuannya. Tentunya nanti akan diperiksa lebih lanjut akan diperiksa baik pasien dan juga calon pendonor apakah layak atau tidak untuk dilakukan transplantasi. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan