Ini Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Menjelang Menopause
MENOPAUSE: Menjelang menopause wanita akan mengalami hal-hal berikut ini. Foto: momsmoney/healthy--
SUMATERAEKSPRES.ID-Hari Menopause Sedunia diperingati setiap tanggal 18 Oktober, namun belum banyak orang yang
memahami apa itu Menopause secara mendalam.
Padahal ketika memasuki masa menopause, ada berbagai perubahan serta gejala yang bakal muncul.
Menopause atau mati haid adalah masa berhentinya siklus menstruasi secara biologis yang berkaitan dengan perempuan berusia
lanjut, terjadi pada usia sekitar 51 tahun.
Menopause bukan penyakit atau kelainan.
Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui saat menstruasi tertentu benar-benar
merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu.
BACA JUGA:Berdosakah AnaK Gadis yang Pakaian Dalamnya Dicucikan Oleh Orang Tua termasuk Darah Haidnya?
BACA JUGA:Muslim Wajib Tau, Ini doa Mandi Wajib Usai Haid dan Berhubungan Badan
Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan.
Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti monyet rhesus dan sejumlah
cetacean.
Wanita yang sudah memasuki usia lanjut atau lansia harus bersiap menghadapi masa menopause.
Kondisi tersebut merupakan akhir dari siklus haid yang selama ini dialami wanita setiap bulannya.
Tak hanya menyebabkan menstruasi berhenti, tetapi menopause juga membuat wanita mengalami banyak perubahan pada tubuhnya.
Karena, Menopause umumnya terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia 45 hingga 55 tahun.
Melansir halodoc, berikut ini sejumlah perubahan dan gejala yang terjadi ketika memasuki masa Menopause:
1. Siklus Menstruasi
Salah satu perubahan yang pasti diaami menjelang masa menopause adalah siklus menstruasi.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan seseorang mengalami menstruasi yang tidak teratur.
Menjelang menopause, seorang wanita mungkin saja mengalami datang bulan lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
Tanda menopause lainnya yang bisa dikenali melalui darah yang keluar menjadi lebih sedikit atau justru lebih banyak.
BACA JUGA:Jangan konsumsi Makanan Ini Saat Haid, Wanita Wajib Tahu
BACA JUGA:Wajib Tahu, Siklus Haid Bisa Jadi Tolok Ukur Kesehatan Perempuan
2. Penampilan Fisik
Selain itu, ketika mengalami menopause juga menyebabkan seorang wanita mengalami perubahan pada penampilan fisik.
Menjelang masa menopause, beberapa wanita akan mengalami rambut rontok, berat badan bertambah, payudara mengendur,
serta kulit menjadi mudah kering.
3. Perubahan Psikologis
Selain perubahan pada fisik, menopause juga dapat menyebabkan seorang wanita mengalami perubahan psikologis.
Menjelang berakhirnya siklus menstruasi, seorang wanita menjadi rentan mengalami gangguan psikologis.
Seperti insomnia alias sulit tidur di malam hari, depresi.
Dapat pula mengalami perubahan suasana hati yang terjadi mendadak.
4. Perubahan Fisik
Di samping penampilan, menopause juga bisa menyebabkan perubahan pada fisik wanita.
Dalam hal ini, wanita menjadi lebih mudah merasa panas atau gerah karena mudah sekali berkeringat.
Kondisi ini disebut dengan hot flashes dan biasanya lebih sering terjadi pada malam hari.
Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan wanita mengalami pusing, jantung berdebar, serta infeksi berulang pada saluran kemih.
BACA JUGA:Makan Nanas Saat Haid Bikin Aliran Darah Makin Deras, Cek Disini Kebenarannya
BACA JUGA:Waspadai Tanda Nyeri Haid Indikasi Endometriosis
5. Risiko Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro
arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Penyakit ini dikenal sebagai silent disease (penyakit sunyi), karena tidak ada gejala apapun.
Gejala umumnya berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama tulang punggung.
Wanita yang sudah memasuki masa menopause juga sangat rentan mengalami osteoporosis.
Bahkan, wanita yang sudah memasuki masa menopause disebut memiliki risiko hingga 4 kali lebih besar mengalami penyakit tersebut.
Hal ini dipercaya berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi, terutama hormon estrogen yang berkurang.
Berkurangnya hormon estrogen memengaruhi risiko seorang wanita mengalami gangguan tulang, seperti osteoporosis atau osteoarthritis. (lia)