Mengapa Burung Gereja Suka Hinggap di Kabel Listrik, Ini Alasannya

Reporter: Dudun |

Editor: Alfery |

Minggu , 13 Oct 2024 - 10:13

Kebiasaan burung gereja mencari makanan di tengah keramaian kota. -Foto: Harian Berkat-

Sarang biasanya dibangun di tempat-tempat tersembunyi yang aman seperti celah-celah bangunan, tiang lampu, atau bahkan di bawah atap rumah.

Bahan-bahan yang digunakan termasuk ranting kecil, daun, rumput kering, dan bulu-bulu halus.

Setelah sarang selesai, burung betina akan bertelur sebanyak 4-6 butir. Telur-telur ini berwarna putih dengan bintik-bintik coklat, dan ukurannya relatif kecil.

Proses pengeraman dilakukan oleh kedua induknya, yang secara bergantian menjaga sarang dan memastikan suhu tetap optimal. Masa pengeraman berlangsung sekitar 11-14 hari.

Setelah menetas, anak-anak burung gereja (yang dikenal sebagai nestling) akan dirawat dengan penuh perhatian oleh kedua induknya.

Induk burung gereja akan secara aktif mencari makanan, terutama serangga kecil dan biji-bijian, untuk memberi makan anak-anak mereka.

Dalam periode ini, kerjasama antara jantan dan betina sangat krusial untuk memastikan semua anak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Anak burung gereja akan mulai belajar terbang dalam waktu sekitar 14-17 hari setelah menetas.

Pada tahap ini, mereka dikenal sebagai fledgling. Mereka akan melakukan penerbangan pertama mereka di sekitar sarang, dengan bimbingan dan pengawasan dari induknya.

Proses belajar ini penting untuk mengembangkan kekuatan dan koordinasi yang diperlukan untuk bertahan hidup di lingkungan mereka.

Keberhasilan burung gereja dalam berkembang biak di berbagai lingkungan, termasuk perkotaan, menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi.

Mereka tidak hanya mampu menemukan sumber makanan yang bervariasi, tetapi juga tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk berkembang biak.

Hal ini menjadikan burung gereja sebagai salah satu spesies burung yang paling sukses dan melimpah di seluruh dunia.

mengapa burung gereja suka hinggap di kabel listrik, ini alasannya                            sumateraekspres.id - burung gereja, atau passer domesticus, telah menjadi pemandangan yang biasa di kota-kota besar seluruh dunia, termasuk di sematang borang.
burung ini terkenal karena kebiasaan uniknya yang sering hinggap di kabel listrik.
salah satu alasan utama burung gereja sering terlihat di kabel listrik adalah karena mereka menawarkan tempat yang aman dan hangat.
kabel listrik memberikan burung ini pemandangan luas untuk mengawasi predator dan mencari makanan.
baca juga:4 rekomendasi tempat membeli burung terbaik di palembang untuk pecinta burung hias dan kicauan
baca juga:sejarah pasar burung 16 ilir: berawal dari tempat kumpul pecinta hewan hingga jadi pusat perdagangan
selain itu, kabel listrik yang sedikit lebih hangat dibandingkan ranting pohon biasa karena aliran listrik, memberikan kenyamanan ekstra bagi burung ini.
burung gereja dikenal karena kemampuan adaptasinya yang luar biasa.
di tengah lingkungan perkotaan yang ramai dan penuh polusi, mereka berhasil menemukan cara untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang biak dengan subur.
mereka membangun sarang di berbagai celah bangunan, dan bahkan di dalam lampu lalu lintas!
burung gereja adalah omnivora sejati. mereka memakan biji-bijian, serangga kecil, dan berbagai jenis makanan lain.
di kota, mereka juga tidak ragu untuk mengais remah-remah roti atau sisa makanan lainnya yang ditemukan. mereka adaptif dan bisa menemukan sumber makanan hampir di mana saja. 
burung gereja, atau passer domesticus, adalah salah satu jenis burung yang paling sering terlihat di lingkungan perkotaan.
keberadaan mereka di tengah hiruk-pikuk kota merupakan bukti adaptasi luar biasa mereka terhadap berbagai kondisi lingkungan yang menantang.
baca juga:cara efektif melatih burung berkicau merdu dengan rekaman suara dan teknik bersiul
baca juga:fakta menarik dan kontroversi seputar lovebird, burung peliharaan populer bersayap pelangi asal afrika
burung gereja adalah pemakan segala (omnivora), dan kota menyediakan berbagai macam makanan bagi mereka.
dari biji-bijian, serangga, hingga remah-remah makanan manusia, burung gereja memanfaatkan semua sumber makanan yang tersedia.
tempat-tempat seperti taman kota, pasar, dan bahkan tempat sampah menjadi ladang makanan bagi mereka.
di kota, burung gereja menemukan tempat-tempat unik untuk bersarang. mereka sering membangun sarang di celah-celah bangunan, tiang lampu, dan bahkan di bawah atap rumah.
kabel listrik menjadi tempat favorit mereka untuk bertengger, karena memberikan mereka pandangan yang luas serta sedikit kehangatan dari aliran listrik.
meskipun kota penuh dengan manusia, predator alami burung gereja seperti burung pemangsa dan kucing liar lebih jarang terlihat di area yang sangat urban. ini memberikan burung gereja keuntungan tambahan dalam hal keselamatan.
selain adaptasi fisik, burung gereja juga menunjukkan adaptasi perilaku yang luar biasa.
mereka belajar untuk tidak takut pada manusia dan kendaraan, dan sering terlihat berinteraksi dengan lingkungan perkotaan dengan cara yang cerdas dan efisien.
baca juga:mengapa cerita burung ababil tetap relevan hingga kini? simak ulasannya
baca juga:fakta unik burung gereja, tinggal di lingkungan bersih. ternyata ini perannya dalam ekosistem
keberhasilan burung gereja dalam bertahan hidup dan berkembang biak di kota-kota besar seperti sematang borang menunjukkan kemampuan adaptasi mereka yang luar biasa.
mereka memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mencari makan, berlindung, dan berkembang biak, menjadikan mereka salah satu spesies burung yang paling sukses di lingkungan perkotaan.
burung gereja biasanya memulai musim kawinnya dari bulan maret hingga agustus. pada periode ini, jantan dan betina akan bekerja sama dalam membangun sarang.
sarang biasanya dibangun di tempat-tempat tersembunyi yang aman seperti celah-celah bangunan, tiang lampu, atau bahkan di bawah atap rumah.
bahan-bahan yang digunakan termasuk ranting kecil, daun, rumput kering, dan bulu-bulu halus.
setelah sarang selesai, burung betina akan bertelur sebanyak 4-6 butir. telur-telur ini berwarna putih dengan bintik-bintik coklat, dan ukurannya relatif kecil.
proses pengeraman dilakukan oleh kedua induknya, yang secara bergantian menjaga sarang dan memastikan suhu tetap optimal. masa pengeraman berlangsung sekitar 11-14 hari.
setelah menetas, anak-anak burung gereja (yang dikenal sebagai nestling) akan dirawat dengan penuh perhatian oleh kedua induknya.
induk burung gereja akan secara aktif mencari makanan, terutama serangga kecil dan biji-bijian, untuk memberi makan anak-anak mereka.
dalam periode ini, kerjasama antara jantan dan betina sangat krusial untuk memastikan semua anak mendapatkan nutrisi yang cukup.
anak burung gereja akan mulai belajar terbang dalam waktu sekitar 14-17 hari setelah menetas.
pada tahap ini, mereka dikenal sebagai fledgling. mereka akan melakukan penerbangan pertama mereka di sekitar sarang, dengan bimbingan dan pengawasan dari induknya.
proses belajar ini penting untuk mengembangkan kekuatan dan koordinasi yang diperlukan untuk bertahan hidup di lingkungan mereka.
keberhasilan burung gereja dalam berkembang biak di berbagai lingkungan, termasuk perkotaan, menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi.
mereka tidak hanya mampu menemukan sumber makanan yang bervariasi, tetapi juga tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk berkembang biak.
hal ini menjadikan burung gereja sebagai salah satu spesies burung yang paling sukses dan melimpah di seluruh dunia.