https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Seni, Budaya, dan Teknologi Sinergi Kembangkan Wisata

PENGABDIAN MASYARAKAT : Tim pemberdayaan masyarakat FKIP Unsri kolaborasikan inovasi seni, budaya, dan teknologi majukan Objek Wisata Puri Idaman.-foto: andika/sumeks---

OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puri Idaman (Purwosari Indah dan Nyaman) kini berhasil mengatasi tantangan dalam mengembangkan potensi wisata lokal.

Melalui program pemberdayaan masyarakat yang diketuai oleh Dr. Rita Inderawati, M.Pd. selaku dosen Pendidikan Bahasa Inggris dan juga sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya (FKIP Unsri). Serta anggota Pengabdian Ardi Saputra, S.Pd., M.Sc. dan Deria Sepdwiko, S.Sn., M.Sn. Dibantu dua mahasiswa FKIP Unsri. 

Berlokasi di Desa Purwosari, Kecamatan Belitang II, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. "Embung Puri Idaman Kini semakin menggeliat sebagai desa wisata berkat kolaborasi seni, budaya, dan teknologi," ujar Dr. Rita Inderawati, M.Pd. 

Program ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta diinisiasi oleh Universitas Sriwijaya, yang sejak 14 Agustus 2024 telah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

Dijelaskannya, program pengabdian ini memberikan peluang besar bagi dosen untuk berperan aktif dalam mengabdi kepada masyarakat. Melalui pendanaan yang disediakan oleh Ditjen Diktiristek, dosen-dosen memiliki kesempatan untuk berkontribusi di tengah masyarakat. 

BACA JUGA:Bendungan Perjaya: Spot Wisata dan Tempat Mencari Ikan Favorit di Martapura

BACA JUGA:Hidupkan Destinasi Wisata Heritage, Tahap Awal Optimalkan Lawang Borotan

Embung Puri Idaman, satu-satunya objek wisata di Desa Purwosari ini sempat mengalami penurunan jumlah pengunjung. Akibat kurangnya inovasi, terbatasnya modal, dan pemasaran yang belum optimal. Namun, melalui program pelatihan seni, budaya, dan pemasaran digital yang berfokus pada penguatan kreativitas Pokdarwis, masalah ini mulai diatasi. 

Pelatihan tersebut menggunakan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD). Melibatkan 40 peserta, termasuk anggota Pokdarwis, perangkat desa, dan warga setempat. 

Materi yang diberikan mencakup pelatihan alat musik tradisional saron mini, prosesi adat bancakan weton, serta strategi pemasaran melalui media sosial."Peningkatan yang signifikan terjadi pada kemampuan peserta. Pengetahuan peserta meningkat dari 11,5% menjadi 75,5%. Sementara kreativitas Pokdarwis yang sebelumnya hanya mengandalkan wahana dasar kini berkembang menjadi lebih inovatif. Seperti kemampuan memainkan alat musik tradisional dan memperkenalkan prosesi budaya lokal kepada pengunjung," sebut Rita. 

Pelatihan pemasaran digital juga berperan penting dalam memperluas jangkauan promosi wisata Desa Purwosari. Terutama di kalangan generasi muda. Menggunakan media sosial, Pokdarwis diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan potensi ekonomi desa.

BACA JUGA:Hidupkan Destinasi Wisata Heritage, Tahap Awal Optimalkan Lawang Borotan

BACA JUGA:Menikmati Keindahan Wisata Dadakan di Tepi Irigasi Tugumulyo

Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara akademisi dan masyarakat dapat mewujudkan perubahan yang signifikan dalam pengembangan ekonomi berbasis wisata. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan