Sei Tawar: Sungai yang Menjadi Nama Jalan di Palembang, Perkampungan Warga, Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit
Sei Tawar: Sungai yang Menjadi Nama Jalan di Palembang, Perkampungan Warga, Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit-Foto: Kris Samiaji/sumeks-
Sei Tawar, atau yang lebih dikenal dengan Sungai Tawar sangat melegenda. Saking melendanya, nama Sungai ini sendiri menjadi nama jalan di kawasan Kecamatan Ilir Barat 2 Palembang-Foto: Kris Samiaji/sumeks-
Hanya saja, kini mata air tersebut bergabung dengan selokan warga dan dialiri air limbah Masyarakat sekitar.
Meskipun terkesan tidak layak, namun air Sungai Tawar pada sumbernya masih sering didatangi orang. Baik dari Palembang, maupun luar kota Palembang.
BACA JUGA:Suku Komering, Kearifan Budaya dan Sejarah di Aliran Sungai Sumsel
BACA JUGA:Si Jago Merah Bakar Habis Rumah Warga Sungai Dua. Ini Penyebabnya
Beragam penggunaannya, selain untuk penyembuhan sakit, melepaskan guna-guna hingga menghilangkan ilmu kanuragan yang ada dalam tubuh kita.
Saat ini di sumber mata air sendiri merupakan perkampungan warga. “Kalau jumlah kepala keluarganya sekitar 80 KK. Memang tidak begitu banyak. Tetapi, kalau dipinggir Sungai Tawar hingga ke Sungai Musi, jumlah KK banyak lebih dari 300 KK,” paparnya.
Saat ini Sungai Tawar tidak lagi digunakan warga untuk keperluan MCK. Kalau dulu digunakan untuk MCK. Tetapi, sekarang sudah masuk PDAM.
Selain itu airnya juga terlihat kurang layak untuk digunakan. “Bener pak sekarang dak pacak lagi, kito nak mandi di Sungai Tawar. Kecuali kalau Sungai musi Pasang nian. Baru kito pacak mandi,” kata Iwan, pedagang model setempat.
Salah seorang warga setempat, Umi (56), berkisah jika sampai saat ini air tersebut masih digunakan warga untuk pengobatan. “Sering masih orang mengambil air di sumber mata air itu. Ada yang dibawa pulang, ada juga yang langsung mandi ditempat atau di mushola Darussalam,” terang Umi.
Meskipun saat ini mata air tersebut terhubung dengan saluran air limbah, keberadaannya masih menjadi daya tarik bagi banyak orang, baik dari Palembang maupun luar kota.
BACA JUGA:Kekeringan Melanda Lubuklinggau, Sungai Kelingi Tak Lagi Mengalir
Air dari mata air ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga nilai spiritual bagi masyarakat.
"Banyak yang datang untuk berobat, baik untuk mengatasi sakit maupun untuk tujuan lainnya seperti menghilangkan guna-guna," kata Umi (56).