Edukasi Masyarakat, Terapkan Teknologi, Cegah Masyarakat Buang Sampah Sembarangan
Program edukasi masyarakat di Kelurahan 27 Ilir Palembang-foto: neni/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tim Dana Padanan Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) dan Dinas PUPR Kota Palembang bekerja sama melakukan pendampingan psikologi guna membentuk perilaku masyarakat untuk meningkatkan kesadaran di lingkungan Kelurahan 27 ilir, Palembang. Kegiatan yang digelar, Rabu (25/8) itu merupakan bagian dari Program Dana Padanan 2024.
Ketua Pelaksana Program, Dr Ade Silvia ST MT menerangkan, program ini didasari atas hasil penelitian dan atau kepakaran yang telah dimiliki pihak Perguruan Tinggi yang ingin diterapkan untuk menyelesaikan persoalan spesifik di tengah masyarakat. Salah satunya, persoalan banjir.
Kali ini, pihaknya menggunakan teknologi Smart Village Monitoring System (SVMOS), sebuah inovasi teknologi dalam pengawasan banjir. "Inovasi ini dilakukan guna mengedukasi masyarakat kelurahan 27 ilir agar bisa memanfaatkan dan tidak membuang sampah sembarang. Terutama di Sungai dan Saluran yang mengakibatkan tumpukan sampah hingga menghambat saluran air," ujar Ade.
Ade kemudian menceritakan latar belakang dari program yang mereka lakukan, yakni berawal dari bencana banjir yang sering terjadi di Kota Palembang. Banjir dimaksud yang terjadi sepanjang medio 2021 hingga 2023, diantaranya pada 5-6 Oktober 2022, kemudian 8-9 Desember 2022 dan 20 November 2023. "Dimana tingkat curah hujan yang tinggi, ditambah dengan kondisi air sungai yang sedang naik, mengakibatkan Palembang tiba-tiba digenangi air yang tinggi,” ucapnya.
BACA JUGA:Plus-Minus Pager dan Ponsel: Tinjauan Teknologi Komunikasi
BACA JUGA:Dosen UM Palembang Kembangkan Teknologi LoRa untuk Nelayan Tradisional Sungai Ogan
Atas dasar itulah lanjut Ade, pihaknya berkolaborasi dengan Bidang Sumber Daya Air, Irigasi dan Limbah (SDAIL) Dinas PUPR Kota Palembang mencoba memecahkan persoalan tersebut. Bentuknya, sebuah penerapan teknologi pengawasan banjir serta memberikan pendampingan psikologi untuk membentuk perilaku masyarakat dalam membuang sampah.
Untuk itu, lanjut Ade, Tim Dana Padanan Polsri (Tim MF Polsri) dengan kepakaran yang dimiliki mencoba meningkatkan kinerja dari SDAIL PUPR Palembang dengan mengintegrasikan 3 parameter utama, yaitu, pemantauan level air, pemantauan kondisi lingkungan, dan pembuatan sistem informasi kedalam perangkat yang dapat diakses dari jarak jauh menggunakan teknologi artificial Intelligence dan Internet of Things (AI dan IoT). “Tak kalah penting pendampingan psikologi dalam membentuk perilaku masyarakat,"urainya.
Ditegaskannya, dengan adanya teknologi, permasalahan terhambatnya aliran air dapat segera diketahui, serta prediksi akan terjadinya banjir dapat segera diketahui. Lalu, informasi kondisi lingkungan dapat diakses dengan mudah.
"Poin pentingnya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya," ucapnya.
BACA JUGA:Politeknik Negeri Sriwijaya Serahkan Alat Teknologi untuk Meningkatkan Kualitas Kopi Semendo
Kabid SDAIL Dinas PUPR Kota Palembang, Ir RA Marlina Sylvia ST MSi MSc IPM ASEAN Eng menerangkan bahwa persoalan banjir di Palembang dipengaruhi dua faktor utama, yaitu faktor alam dan perilaku manusia. "Beberapa perilaku manusia yang menjadi pemicu banjir di Kota Palembang, diantaranya membuang sampah sembarangan dan mendirikan bangunan liar di atas saluran air. Lalu, tidak memperhatikan keutamaan jalur aliran air di sekitarnya," katanya.
Untuk itulah pihaknya bersama polsri bekerjasama melakukan inovasi untuk mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Karena selain memicu banjir, juga berdampak kesehatan seperti menimbulkan banyak sarang nyamuk yang berpotensi memicu penyakit DBD. “Inovasi dilakukan inilah salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat," cetus Marlina.