https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pendidikan Tinggi Tapi Pengangguran, Apa Solusinya?

Oleh : Lismiana, SE, M.Si, Statistisi Muda BPS Provinsi Sumatera Selatan--

Tidak hanya itu, ekspektasi yang tinggi dari lulusan terhadap jenis pekerjaan dan gaji juga seringkali tidak sejalan dengan realitas yang ada di pasar kerja. Lantas, apa solusinya?

Pendidikan tinggi seharusnya menjadi pintu gerbang menuju peluang, bukan penghalang yang membuat lulusan terjebak dalam lingkaran pengangguran. Untuk mewujudkannya, kita perlu langkah-langkah sebagai beirkut. 

Pertama, menguatkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Kurikulum pendidikan vokasi harus sesuai dengan tuntutan pasar kerja, sehingga lulusan memiliki keterampilan yang langsung dapat diaplikasikan di tempat kerja. 

Kedua, mempererat kemitraan antara institusi pendidikan dan dunia usaha. Perguruan tinggi dan sekolah menengah kejuruan perlu menjalin kemitraan yang lebih erat dengan industri.

Program magang, kerjasama riset, dan pelatihan bersama dapat menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, memastikan lulusan memiliki pengalaman dan keterampilan yang dibutuhkan. 

Ketiga, membekali lulusan dengan keterampilanteknis  dan soft skills yang dibutuhkan di lapangan kerja. Seperti halnya keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim.

Soft skill sini seringkali menjadi penentu kesuksesan di tempat kerja dan meningkatkan daya saing lulusan di pasar kerja. 

Keempat, mendorong semangat kewirausahaan dan memberikan pendampingan karier yang berkelanjutan.  Lulusan pendidikan tinggi tidak harus selalu bergantung pada pekerjaan formal.

Pengenalan dan pelatihan kewirausahaan di tingkat pendidikan tinggi dapat memberikan peluang bagi lulusan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Dukungan pemerintah dan akses ke modal usaha juga perlu diperkuat. 

Dan kelima, pendampingan karier yang berkelanjutan. Lulusan membutuhkan bimbingan karier yang berkelanjutan, mulai dari saat mereka masih di bangku kuliah hingga mereka memasuki dunia kerja.

Layanan karier di kampus perlu lebih proaktif dalam membantu lulusan memahami tren pasar kerja, mempersiapkan diri menghadapi proses rekrutmen, dan menemukan peluang kerja yang sesuai.

Jika langkah-langkah ini diterapkan, kita dapat berharap bahwa lulusan pendidikan tinggi di Sumatera Selatan tidak lagi mendominasi angka pengangguran, tetapi justru menjadi motor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi provinsi ini.

Sudah selayaknya lulusan pendidikan tinggi di Sumatera Selatan bukan hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan perubahan nyata bagi masa depan provinsi ini.

Pendidikan tinggi harus kembali menjadi jembatan menuju masa depan yang cerah, bukan sekadar impian yang terhalang oleh realitas pasar kerja.

Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di negeri ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan