https://sumateraekspres.bacakoran.co/

73.000 WNI di Semenanjung Korea Bisa Jadi Korban Perang Nuklir, Indonesia Tuntut Denuklirisasi, Resolusi Damai

PENGAYAAN URANIUM: Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un, meninjau ruang kontrol pengayaan uranium, dalam rangka peningkatan produksi bahan nuklir senjata militer negaranya.-foto: kcna-

Lanjut Melissa, Korea Utara, Amerika Serikat, dan Korea Selatan, perlu menunjukkan pengendalian diri dan menghindari meningkatnya ketegangan lebih lanjut.    Namun Kim Jong-un, tetap dengan kebijakan dan keputusannya dalam memimpin negaranya.

Bahkan baru-baru ini, Pemimpin Korea Utara itu menegaskan tengan melakukan pengayaan uranium guna meningkatkan senjata nuklirnya sebagai pertahanan diri.

Kantor Berita Pusat Korea Utara, menampilkan kunjungan Kim Jong-un ke Institut Senjata Nuklir, dan basis produksi bahan nuklir kelas senjata. Meski seperti biasa, Kantor Berita Pusat Korea Utara itu tidak menyebut waktu dan lokasi kunjungan Kim Jong-un.

“Dia berkeliling ruang kontrol pangkalan pengayaan uranium, untuk mempelajari keseluruhan jalur produksi,” laporan dari berita tersebut. Kim merasa puas,  bahwa pangkalan itu secara dinamis memproduksi bahan nuklir.

Kim menekankan pula, perlunya menambah jumlah sentrifus guna meningkatkan senjata nuklir secara eksponensial. Untuk membela negaranya, dengan membangun angkatan bersenjata nuklir.

Giliran Korea Selatan, mengecam keras Korea Utara yang mempublikasikan fasilitas pengayaan uraniumnya. Seoul menyebut, pengembangan senjata nuklir itu ilegal. Pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Korea Selatan pun mengancam balik. Bahwa setiap ancaman nuklir atau provokasi dari Korea Utara, akan dibalas dengan respons sangat kuat dan luar biasa dari militernya. Tentunya aliansi Korea Selatan – Amerika Serikat.

Kemudian pada kemunculannya berpidato pada 10 September 2024, Kim Jong-un kembali menegaskan akan meningkatkan kemampuan nuklir negaranya. Guna mencegah segala ancaman dari musuh.

Janji itu diucapkannya dalam pidato di sebuah pertemuan dengan pejabat senior partai, dan pemerintah dalam rangka peringatan 76 tahun berdiri rezimnya. Kim Jong-un sendiri berkuasa sejak 2011.

Lanjut Kim dalam pidatonya, langkah Amerika Serikat memperluas blok militernya di kawasan tersebut, nyatanya telah menimbulkan ancaman keamanan yang serius. Sehingga menurut Kim, kekuatan senjata nuklirnya yang siap tempur, adalah cara yang tepat untuk menjamin kedaulatan negaranya.

Washington maupun Seoul, tidak menganggap remeh Pyongyang kali ini. Menduga-duga, dan memprediksi Korea Utara akan memprovokasi serius menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, 5 November 2024 mendatang. Mereka mengantisipasi situasi keamanan yang lebih buruk di semenanjung Korea.

BACA JUGA:Timnas U20 Dihajar Korsel, Kalah, Dapat Pengalaman, Posisi Buncit pada Turnamen Seoul Earth on US 2024

BACA JUGA:Terbaru! BRIN-LPDP Siapkan Program Beasiswa Nuklir untuk 500 Peneliti Muda, Ini Rinciannya

Makanya pada Maret 2024 lalu, Korea Selatan dan Amerika Sekitar melakukan latihan militer bersama, ’Freedom Shield’, yang merupakan latihan musim semi tahunan kedua negara tersebut.

Namun di tengah melemahnya upaya damai kedua negara tersebut, sejumlah pengamat meyakini Pyongyang tidak akan benar-benar merealisasikan ancaman-ancamannya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan