Mengapa Hujan Turun di Musim Kemarau? BMKG Ungkap Penyebabnya, Ternyata Ada Pengaruh Ini!
Meski masih dalam periode kemarau, hujan turun di Palembang. BMKG ungkap fenomena cuaca yang mempengaruhinya. Foto: freepik--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dua hari ini Kota Palembang dan sekitarnya diguyur hujan deras. Namun BMKG memastikan jika hingga saat ini, seluruh wilayah Sumsel masih masukndalam periode kemarau yang hingga akhir september 2024
Lantas, apa penjelasan BMKG terhdap penomena hujan di musim kemarau ini? Berikut penjelasan Pejabat Ahli Madya BMKG SMB II Palembang, Sinta Handayani kepada sumateraekspres.id, Kamis 12 September 2024.
Sinta menjelaskan jika hujan yang terjadi di Kota Palembang dua hari ini, Rabu dan Kamis Pagi disebabkan oleh fenomena alam yang bisa menambah uap air di wilayah Sumatera.
Ia mengatakan jika hujan yang turun karakteristiknya masih seperti hujan di musim kemarau, yakni intensitasnya yang ringan hingga sedang, durasinya yang singkat, dan biasanya bersifat lokal.
"Saat ini kita masih dalam periode kemarau sampai akhir September, dan barubakan masuk peralihan ke musim hujan pada bulan oktober 2024 mendatang," tegasnya
BACA JUGA:Harga Emas Turun, Berikut Update Harga Emas Butik Antam Palembang 12 September 2024
BACA JUGA:Mitsubishi Hadirkan Program Khusus Pembelian Xpander Cross di Bulan September
Jadi kenapa di periode kemarau masih Hujan? Ia menjelaskan jika hal tersebut dipengaruhi oleh indonesia merupakan wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh laut, yang mana suplai airnya banyak untuk uap air.
"Namun perlu digaris bawahi, meski mempunyai suplai air yang banyak untuk uap air, tetap tergantung pada sejauh mana signifkan uap air tersebut untuk menurunkan hujan," jelasnya
Nah, Lanjut Sinta, Hujan yang di Kota Palembang pada Rabu (11/9), terjadi karena pengaruh gelombang Equatoral Rossby, yang mana gelombang tersebut memberi pengaruh menambah uap air.
"Equatoral Rossby membuat atmosfer disekitar menjadi cukup lembab dan membuat pertumbuhan awan hujan yang signifikan sehingga menyebabkan turun hujan di musim kemarau ini," katanya
Sedangkan hujan di Kota Palembang pada kamis (12/9) pagi ini, dipengaruhi oleh Madden Jullian Oscillation (MJO), yang termasuk fenomena cuaca yangbjuga bisa menambah uap air di wilayah yang dilaluinya khususnya Sumatera.
"Saat ini untuk Equatoral Rossby sudah tidak aktif, dan yang aktif MJO sehingga diprediksi masih akan ada potensi hujan di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, karena memang dari pantauan citra kelembaban udara, memang Sumatera saat ini cukup lembab," jelasnya.
Nah dengan aktifnya fenomena cuaca MJO ini memang menambah uap air yang tinggi. "Diprediksi hingga tanggal 14 September 2024 atau sekitar 2-3 hari lagi masih akan hujan tapi intensitasnya akan semakin menurun," ujarnya.