Pempek Terenak di Dunia
*Sumbang PAD Miliaran
PALEMBANG - Pempek makanan khas Palembang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia, menurut versi Taste Atlas Best Seafood in The World 2023. Pempek satu-satunya makanan dari Asia Tenggara yang masuk 10 besar. Prestasi luar biasa ini disambut baik oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Drs Ratu Dewa MSi.
"Ini merupakan kebanggan, buat kita warga Palembang khususnya dan Provinsi Sumsel umumnya," katanya. Dirinya berharap seluruh masyarakat dan pelaku usaha terus menjaga kualitas bahan dan pembuatan pempek supaya cita rasa pempek terus mendunia. Memang, diakuinya, minat mengonsumsi pempek sangat luar biasa, bukan hanya warga kita Palembang, melainkan masyarakat Indonesia dan mancanegara.
Buktinya produksi pempek telah mencapai satu ton per hari. Kalau ada cara atau event, produksi pempek tembus 1,5-2 ton per hari. "Usaha pempek ini juga mampu mendongkrak pendapatan asli (PAD) Kota Palembang," jelasnya. Serta menyumbang puluhan miliaran setiap tahun. "Pempek mampu mendongkrak UKM di Kota Palembang," ucapnya. BACA JUGA : Tips: Desain Interior Minim Biaya untuk Percantik Rumah yang Perlu Kamu Ketahui BACA JUGA : Laksan Kuah Susu, Gurih dan Nikmat
Buktinya ribuan masyarakat berjualan pempek dan menjadi mata pencarian masyarakat. "Pempek mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat," sebutnya lagi. Prestasi luar biasa itu disambut gembira oleh pedagang pempek di Kota Palembang. Seperti Umi, pemilik Toko Pempek Umi di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I.
Menurutnya pempek adalah makanan yang telah go internasional. "Kita bangga sebagai warga Palembang, pempek menjadi makanan terenak dunia," ucapnya.
Umi telah membuat dan berjualan pempek sejak turun menurun dari orang tua, kakek buyut. Kini usaha pempek telah memiliki omzet Rp5 juta per hari. "Saya mampu bayar dan merangkul 10 pekerja sekarang ini," ucapnya.
Pempek tak hanya dikonsumsi masyarakat Palembang saja, juga hampir seluruh wilayah Indonesia. "Kami mengirim pempek ke berbagai kota di Sumatera dan Jawa," pungkasnya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Pempek (Asppek) Palembang, Kartini mengatakan pasar makanan khas pempek tak hanya di dalam kota, juga luar kota yang dipasarkan melalui media sosial (medsos). “Sekarang pengusaha pempek ini banyak jual online, dengan proporsi mencapai 60 persen,” ujar owner Pempek Syamil ini.
BACA JUGA : Inilah Jenis investasi Properti yang Menguntungkan untuk Jangka PanjangKarena dijual online, pasarnya tak terbatas dalam kota, juga seluruh Indonesia. Sehari produksi pempek oleh pelaku UKM mencapai 14 ton sehari, sementara pengiriman pempek keluar kota bisa 6-8 ton sehari. Tapi memang untuk ekspor pempek secara resmi ke LN melalui Bea Cukai atau pelabuhan belum ada. Yang ada itu jalur tidak resmi, misal pihaknya banyak menerima pesanan pempek perseorangan via medsos atau WhatsApp untuk dikirim ke Singapura,Malaysia, Hongkong.
Konsumen biasanya orang Indonesia yang studi atau bekerja dan tinggal di LN atau ada orang tua yang mengirim pempek untuk anaknya. Tapi menurutnya, permintaan untuk ekspor sendiri sudah ada, kendati saat ini belum terpenuhi. “Produk pangan go global (ekspor) itu harus standar, yakni punya sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dari Badan Standarisasi Nasional yang menjamin keamanan produk pangan,” terangnya. Tapi kini beberapa pengusaha pempek sedang mengurus HACCP supaya bisa go ekspor. (yud/fad)