Berani Tawuran, Berani Mati !
*Saling Ejek dan Janjian di Medsos, Tawuran Live
*Bawa Parang, Celurit hingga Bom Molotov
SUMSEL – Baru jalan tiga bulan tahun ini, setidaknya sudah terjadi lima kali kasus tawuran di Palembang. Sebagian melibatkan oknum pelajar. Baik SMP maupun SMA sederajat. Seperti tak kenal takut, mereka adu fisik bawa senjata tajam seperti parang, pedang dan celurit hingga bom molotov.
Setidaknya sudah jatuh dua korban jiwa. Misalnya kejadian 1 Maret, tawuran di Jl Abikusno CS, Kertapati, sekitar pukul 01.30 WIB. Korban tewas, Indra Wahyudi (18). Dia alami luka bacok di leher kiri, tangan kanan dan kaki kanannya. BACA JUGA : CANTIK dan BERBAKAT, Inilah Deretan Fakta BLACKPINK, Band K-Pop Wanita asal Korea Selatan yang Mendunia
Kejadian ini berawal saling ejek dua kelompok di medsos, janjian tawuran dan live instagram. Otak pelaku dicicuk polisi. Sebelumnya, 15 Januari lalu. Seorang pelajar, FAP (16), meninggal dalam tawuran di Jl Demang Lebar Daun. Kejadiannya dini hari. Sama motifnya, saling ejek dan tantang di medsos, lalu tawuran disiarkan live Instagram.
Empat orang ditetapkan tersangka oleh Polsek IB I, Reza (21), Diki Apriansyah (20), Harga Ramanda (21), dan M Iqbal (21). Berbagai aksi tawuran ini buat masyarakat muak. Imbauan demi imbauan dari sekolah, Dinas Pendidikan (Disdik) maupun kepolisian dianggap angin lalu.
BACA JUGA : Sosok Welas Asih, Bantu Umat Membutuhkan BACA JUGA : Erupsi Merapi Terbesar Setahun Terakhir“Kalau tidak jera, tembak saja. Polisi harus tegas, kan mereka sudah diingatkan. Apalagi tawurannya bawa pedang, parang, celurit dan bom,” kata Hendra, warga Sukarami, kemarin. Menurutnya, aksi tawuran membuat takut pengguna jalan yang melintas.
“Takut jadi korban salah sasaran. Kalau untuk pelakunya, ya berani tawuran harus berani mati,” tambahnya. Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib telah memerintahkan para personel bergerak cepat menelusuri informasi terkait tawuran yang didapat.
“Kita prihatin dengan aksi tawuran pelajar dan remaja, yang notabene mereka ini generasi penerus masa depan bangsa,” imbuh dia. Tren sekarang, sebelum ketemu tawuran, dua kelompok pemuda saling ejek dan janjian ketemu di media sosial.
Setelah disepakati waktu dan lokasi bertemu, masing-masing kelompok akan mengajak yang lain. "Kasus tawuran tergolong tinggi. Dari catatan kami, hampir setiap pekan ada saja tawuran. Pelakunya kebanyakan remaja dan pelajar SMP-SMA. Yang lebih miris, tawuran ini disiarkan secara langsung di akun media sosial kelompok yang tawuran," ungkap Kapolrestabes.