Akibat Sering Nonton Film Dewasa, Pengaruhi Psikologis 4 Pelajar Hingga Berani Membunuh-Rudapaksa Siswi SMP
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kasus pembunuhan disertai rudapaksa terhadap AA (13) seorang siswi SMP di Palembang sangat menyedihkan. Pelakunya empat orang. Semua masih berstatus pelajar.
Paling tua, IS (16), otak pelaku. Tiga lainnya, MZ (14), MS (13) dan AS (13). Proses pemeriksaan terhadap keempat pelaku masih terus dilakukan penyidik Sat Reskrim Polrestabes Palembang. Termasuk kejiwaan mereka.
Pemeriksaan psikologis, ucap Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Dr Harryo Sugihhartono, akan dilakukan karena salah satu pemicu para pelaku merudapaksa korban yakni seringnya menonton film porno. Hal itu membuat keempat pelaku timbul niat merudapaksa korban.
“Pemeriksaan psikologis akan tetap dilakukan, karena pada seumur mereka terutama 12-13 tahun, belum ada terpikir untuk melakukan hal tersebut bila tidak ada pengaruh psikologis tadi," tegas Harryo, kemarin.
Otak pembunuhan, IS (16) statusnya naik ke tersangka. Dia ditahan di Ruang Tahanan Mapolrestabes Palembang. Sedang tiga pelaku lainnya, MZ (14), MS (13) dan AS (13) tidak bisa ditahan. Berdasarkan ketentuan aturan perundangan yang berlaku tersebut, selama proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik, mereka ditempatkan di Panti Rehabilitasi milik Dinas Sosial.
BACA JUGA:Otak Pembunuhan Siswi SMP Ikut Yasinan, Sakit Hati Cinta Tak Diterima
Penyidik sedang melengkapi berkas keempat pelaku di Unit PPA agar segera dilimpahkan untuk disidang. “Dalam pemeriksaan ini kita juga akan melibatkan tim psikolog," ulasnya.
Status keempatnya saat ini masih pelajar. Nantinya, para pelaku akan diberikan kesempatan untuk sekolah. Namun lokasinya masih di lingkungan tempat mereka menjalani hukuman. Kata Kapolrestabes, kemungkinan besar keempat pelaku sekolah di sekolah fillial sesuai dengan pendidikan terakhir para pelaku sebelum diamankan.
Pihak sekolah tempat keempat pelaku menuntut ilmu juga kaget. Sebab, mereka selama ini tidak memiliki cacatatan buruk di sekolah.
Tersangka AS (12), beberapa hari sebelum kejadian dirinya sempat mengikuti ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer yang dilaksanakan serentak oleh Kemendikbudristek.
"Anaknya bagus, benar-benar tidak ada masalah, kami ini guru dan saya sendiri syook dengar persoalan ini," kata seorang sumber terpercaya di sekolah AS.
Pihak sekolah sudah melapor adanya kasus ini ke Dinas PEndidikan. "Nanti KPAI akan mengambil tindakan apa yang akan dilakukan. Kami masih menunggu. Kita ini lembaga pendidikan. Anak yang putus sekolah saja kita suruh sekolah. Apa lagi ini anaknya masi sekolah, tentu kita akan beri kesempatan," tegas sumber tersebut.
BACA JUGA:Pergi dari Rumah Jalan Kaki, Tak Bawa Hp, Siswi SMP Korban Pembunuhan Sempat Cuci Seragam Sekolah