Ekspor Komoditi Karet Turun 40 Persen, Sejak Lima Tahun Terakhir
TURUN : Kontainer siap ekspor di Pelabuhan Boom Baru. Sejak 5 tahun terakhir terjadi penurunan ekspor karet Sumsel berdasarkan pemeriksaan oleh Balai Karantina. -foto: ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tingkat ekspor komodoti karet di Sumsel selama kurun lima tahun di Sumsel mengalami penurunan hingga 30-40 persen. Hal tersebut diungkap Kepala Balai Karantina, Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Kostan Manalu, kemarin.
"Iya, kalau dari komoditas yang masuk dan kita teliti untuk memastikan komoditi (pangan, red) itu aman terutama karet mengalami penurunan. Bahkan sejak 5 tahun terakhir turunnya hingga 40 persen," katanya, kemarin.
Menurut dia, penurunan tersebut lantaran harga karet yang turun drastis sehingga komoditi tersebut tidak lagi menjadi pilihan masyarakat. Kemudian, karet terkena hama penyakit gugur daun sehingga tidak produktif. "Ya banyak tidak lagi ekspor karet," tuturnya.
Meski begitu, kata dia, untuk komoditi sawit pun mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya meski saat ini harga naik. "Kalau sawit tetap ada, saat ini bahkan harga tinggi, tapi kalau dibandingkan sebelumnya masih jauh terjadi penurunan," tegasnya.
BACA JUGA:Update Neraca Perdagangan Sumsel: Ekspor Turun Tipis, Impor Melonjak Signifikan
BACA JUGA:Ekspor Kelapa Banyuasin Tembus Pasar Tiongkok, Kirim Ratusan Ribu Kelapa Setiap Minggu, Mantap!
Sementara untuk komoditi kopi dan kelapa di Sumsel mengalami peningkatan ekspor keluar namun bukan dikirim melalui Sumsel melainkan Lampung. Mengingat di Sumsel tidak ada pelabuhan laut dalam seperti di Lampung. "Kapasitas pelabuhan di Sumsel hanya 5 ton sedangkan di Lampung 30 sampi 60 ribu ton,” tuturnya.
Dengan demikian, kata dia, ekspor di Sumsel tidak ekonomi bagi pelaku usaha maka berlari ke Lampung. Pihaknya pun mendorong dan berharap agar Pelabuhan Tanjung Tanjung Api Api bisa terealisasi dan dibangun secepatnya. "Sehingga ekspor melalui Sumsel dan menjadi pendapatan daerah," ulas dia.