Pentingkah Artificial Intelligence (AI) untuk Pembelajaran di Sekolah?
Mariyani, S.Pd., M.Pd (Dosen FKIP Unsri)-FOTO: IST-
Observatorium menampilkan informasi tentang kesiapan negara untuk mengadopsi AI secara etis dan bertanggung jawab. AI tentu membuat pengguna kahwatir akan dampak negatifnya. Seperti kekhawatiran beberapa guru menyampaikan bahwa ketika menggunakan chat GPT peserta didik bisa langsung mendapatkan jawaban atau biasanya disebut langsung meng-copypaste.
Kekhawatiran inilah memang menjadi tantangan bagi guru untuk tetap melakukan upaya preventif dalam pembelajaran. misalnya guru melakukan pengecakan terhadap tugan peserta didik dengan mengecek tingkat plagiasnya dengan tools yang ada. Selain itu juga peran guru untuk menanamkan nilai-nilai integritas selama proess pembelajaran. Sehingga pemanfaatan AI tetap harus ada peran manusia sebagai pengendali dan kontrol.
Kesiapan etika dalam penggunaan AI juga dapat dikontrol dengan melihat bahwa aplikasi yang direkomendasikan misalnya chat GPT ketika ditanya tentang hal-hal yang negatif dan berbahaya maka secara data base tidak akan memberikan jawaban. Misalnya menanyakan bagaimana cara melakukan tindak kejahatan maka Chat GPT akan memberikan jawaban bahwa tidak bisa membantu.
Etika kecerdasan buatan memang perlu dibangun komitmen bersama dalam proses pembelajaran antara guru, peserta didik, orang tua, stakeholder serta semua pihak yang terlibat. Pemanfaatan inilah yang akan menjadikan bahwa pemanfaatan AI tidak bias sehingga nilai moral dan etika tetap terjaga dengan baik.(*)