https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Berkat Hobi Merajut, Jadi Penghasilan Tambahan

KERAJINAN: Para perajut Kampung Ariko membuat berbagai kerajinan tangan mulai dari dompet hingga tas dari berbagai bahan seperti benang, plastik, maupun eceng gondok. (evan)--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Di balik hiruk-pikuk Kota Palembang, tersembunyi sebuah kampung yang penuh dengan kekeluargaan dan kreativitas, Kampung Rajut Ariko di Kelurahan Ario Kemuning, Kecamatan Kemuning.

Kampung ini menjadi tempat para perajut membuat karya kerajinan tas dan dompet yang memikat.

BACA JUGA:90 Persen Warga Kampung Produksi Tempe

BACA JUGA:Dari Kawasan Kumuh Jadi Destinasi Wisata

Kemarin (21/8/2024), Kampung Rajut Ariko didatangi rombongan Dewan Juri dipimpin oleh Budayawan Palembang, RM Ali Hanafiah SH, Koordinator Dewan Juri, Maulidia Wahyuni (Kabid Ekonomi Kreatif Dispar Palembang), anggota Dewan Juri meliputi Vita Sandra (Disbudpar Sumsel), Yudi Suhairi (Komite Ekonomi Kreatif), Dr Sri Rahayu (Akademisi), Dr Muhammad Juliansyah Putra (Dosen ITB), serta perwakilan Sumatera Ekspres.

Kelompok Rajut Ariko dikenal masyarakat sekitar merupakan kumpulan ibu-ibu yang dengan penuh cinta menggeluti hobi merajut.

Dipimpin Lurah Ario Kemuning, M Yusuf Ermidi, kelompok ini bukan hanya sekadar komunitas biasa. Yusuf menjelaskan kelompok ini terdiri dari tiga kelompok kecil dengan total anggota 15 orang.

“Walau sekadar hobi, tetapi kami berharap bisa menjadi salah satu roda penggerak ekonomi di sini," ungkapnya.

Karya yang dihasilkan oleh kelompok ini beragam, mulai dari tas, hingga berbagai suvenir unik. Penjualan produk mereka biasanya dilakukan berdasarkan pesanan.

"Untuk suvenir, kalau dipesan baru dibuat. Yang memesan biasanya orang yang sudah tahu kualitas rajutan kami. Penjualan juga banyak dilakukan secara online," tambah Yusuf.

Namun di balik ketekunan dan kreativitas tersebut, ada harapan yang dipegang erat para anggota kelompok.

Yusuf berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah untuk membantu mempromosikan dan mengembangkan usaha mereka.

"Kami titip minta tolong dibantu oleh pemerintah. Kalau ada event besar, kami tidak banyak, minta 100 pack atau 100 buah saja. Sehingga perputaran ekonomi di daerah sini semakin baik," harapnya.

Yuli, salah satu anggota kelompok mengungkapkan kegiatan merajut ini tak hanya menjadi pengisi waktu luang, juga sumber penghasilan tambahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan