Halaman Keraton Sultan Dipamerkan Bacan Raksasa Seberat 1,5 Ton
Batu akik bacan. Memiliki tekstur warna hijau yang lembut, hingga kini masih bertahan sebagai batu akik kelas I di Indonesia. --
SUMATERAEKSPRES.ID – Batu akik Bacan, yang dikenal dengan warna hijau lembutnya, tetap menjadi salah satu batu akik terkemuka di Indonesia.
Batu yang dijuluki sebagai "permata hijau dari Maluku Utara" ini, telah lama diakui sebagai salah satu yang paling berharga di negeri ini. Terkenal dengan warna hijau kebiruannya yang menakjubkan, batu ini sering disebut sebagai "permata hijau dari Maluku."
Pulau Bacan, tempat asal batu ini, adalah surga bagi para penggemar batu akik. Berbagai jenis Bacan dengan corak dan warna yang unik dapat ditemukan di pulau ini.
Salah satu yang paling menonjol adalah sebuah batu Bacan raksasa seberat 1,5 ton yang dipajang dengan megah di halaman Keraton Sultan Bacan.
Popularitas batu Bacan mencapai puncaknya pada tahun 2010, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan batu ini sebagai cendera mata kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama.
BACA JUGA:Jurusan Kuliah yang Membuka Peluang Karir di Kapal Pesiar
BACA JUGA:Mengenal Jurusan Peternakan dan Prospek Karirnya
Peristiwa ini semakin mengukuhkan Bacan di panggung internasional dan menjadikannya buruan kolektor dari berbagai negara.
Selain keindahannya yang mempesona, batu Bacan dipercaya memiliki manfaat yang melimpah, seperti membawa keberuntungan dan kesehatan bagi pemiliknya.
Keunikan dan kelangkaannya menjadikan Bacan sebagai aset yang sangat berharga di kalangan kolektor dan pecinta batu permata di seluruh dunia.
Pulau Bacan sendiri terletak di Kepulauan Maluku, di sebelah barat daya Pulau Halmahera, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Topografi Pulau Bacan bervariasi, dengan pegunungan, hutan lebat, dan pantai yang memikat. Gunung Sibela, dengan ketinggian sekitar 2.111 meter di atas permukaan laut, menjadi puncak tertinggi di pulau ini.
Pulau ini juga dikenal sebagai habitat bagi berbagai spesies burung dan hewan endemik, seperti kera hitam dan lebah mason raksasa, yang merupakan lebah terbesar di dunia.
Pulau Bacan memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan di Maluku. Dahulu, pulau ini merupakan bagian dari Kesultanan Bacan, yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.