Sejarah dan Keunikan Desain Kapal Pinisi, Warisan Leluhur yang Kini Diakui Dunia
Sejarah dan Keunikan Desain Kapal Pinisi, Warisan Leluhur yang Kini Diakui Dunia-Foto: Pariwisata Indonesia-
Kayu yang digunakan tidak sembarangan, biasanya kayu yang digunakan adalah kayu besi, bitti, kondela, atau punega, yang dikenal kuat dan tahan lama. Kayu tersebut kemudian ditebang, dikeringkan, setelah itu dipotong sesuai dengan bagian-bagian kapal.
- Perakitan
Kayu yang telah dipotong dirakit menjadi berbagai bagian kapal. Proses ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat dan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
- Upacara Maccera Lopi
Sebelum kapal diluncurkan ke laut, diadakan upacara penyucian yang disebut Maccera Lopi. Upacara ini melibatkan pemotongan sapi atau kambing, tergantung pada ukuran kapal. Kambing digunakan untuk kapal di bawah 100 ton, sementara sapi untuk kapal di atas 100 ton.
- Peluncuran
Setelah upacara penyucian, kapal tersebut diluncurkan ke laut. Proses ini juga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan melibatkan banyak orang.
Proses pembuatan Kapal Pinisi mencerminkan nilai-nilai seperti kerja keras, kerja sama, dan penghargaan terhadap alam.
Tidak heran jika seni pembuatan Kapal Pinisi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2017.