4 Kali Berturut-turut Raih Award KLHK

PENGHARGAAN: Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Siti Rachmi Indahsari (tiga kiri) menunjukkan penghargaan dari Menteri LHK Siti Nurbaya. FOTO : IST--

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagai perusahaan yang beroperasi di tengah tantangan perubahan iklim global, Kilang Plaju menyadari pentingnya peran perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Perusahaan pengolahan migas dan petrokimia di Sumsel ini telah aktif bersama-sama masyarakat sekitar mengadaptasi serta memitigasi perubahan iklim.

BACA JUGA:Tanam 55 Spesies Pohon Langka, Pemprov Sumsel-Kilang Pertamina Plaju Bangun Taman Rawa

BACA JUGA:Sinergi Pengelolaan Lingkungan & Keanekaragaman Hayati, Pusri Benchmark Ke Kilang Pertamina Plaju

Partisipasi Kilang Plaju pada Program Kampung Iklim (Proklim) yang dihelat Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) telah diikuti dengan aktif membina, memberdayakan, serta mendampingi kelompok masyarakat di Kecamatan Plaju (Kota Palembang) maupun Kecamatan Banyuasin I (Kabupaten Banyuasin) beberapa tahun terakhir.

Tahun ini, Kilang Plaju kembali dinobatkan penghargaan sebagai Perusahaan Pendukung Proklim dari KLHK ke empat kalinya sejak 4 tahun lalu.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Siti Rachmi Indahsari, menerima langsung penghargaan penghargaan dari Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di sela-sela perhelatan Festival LIKE 2 (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi) di Jakarta Convention Center Hall, Jumat (9/8).

Penghargaan ini wujud pengakuan atas komitmen dan kontribusi perusahaan dalam mendukung aksi iklim di tingkat lokal dan nasional. Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan tindakan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. 

Siti Nurbaya mengungkapkan sejak berjalan Oktober 2011, Proklim menunjukkan progres yang positif. Guna mencegah kerusakan dan dampak nyata perubahan iklim, ika mengajak bekerja sama mencegah kerusakan.

"Proklim telah dimulai  13 tahun lalu sejak Oktober 2011. Proklim merupakan salah satu bentuk nyata masyarakat Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong terwujudnya ketahanan iklim dalam berbagai bidang kehidupan.

Perubahan iklim di Indonesia telah memberi dampak pada sektor prioritas yang pangan, air, kesehatan, energi dan juga ekosistem,” ujar Siti.

Dampak pada sektor-sektor tersebut serta kerusakan pada bidang prioritas memberikan pengaruh pada sulitnya pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

“Untuk itu kita bergandeng tangan dan bekerja sama dengan negara-negara sahabat untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang nyata," lanjut dia.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Laksmi Dewanthi mengatakan, jumlah total lokasi Proklim sampai dengan bulan Juli 2024 mencapai 10.113 kampung iklim.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan