https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Proses Hukum 4 Tersangka Pelaku Pembakar Lahan Seluas 1,5 Hektare, Dari Kebun Karet Untuk Menjadi Kebun Sawit

GARIS POLISI : Unit Pidsus Satreskrim Polres Mura, bersama pihak DLH Kabupaten Mura, dan pemerintah desa setempat, melakukan olah TKP kebakaran lahan Kelurahan Sumber Harta, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Mura.-FOTO: POLRES MUSI RAWAS-

Karhutla di wilayah Sumsel, biasa terjadi di lahan gambut yang cukup luas. Apalagi ketika musim kemarau, ada aktivitas masyarakat yang memanfaatkan lahan gambut untuk mencari ikan, berburu atau mengambil kayu. 

"Ya biasanya dalam aktivitas tersebut ada yang menggunakan api, yang dapat memicu terjadinya kebakaran," tukasnya.
Jika kebakaran besar pada lahan gambut, maka akan sangat menggangu dan merugikan berbagai sektor.

Banyak sektor yang terganggu, seperti kesehatan, perhubungan, dan berdampak juga pada sosial ekonomis, karena terganggunya jalur transportasi.

Airlangga mengatakan akibat asap karhutla bisa merugikan perekonomian sebesar Rp150 miliar. "Puncak kemarau masih beberapa bulan lagi. Jadi kita harus menjaga dalam beberapa bulan ini, agar kerugian tersebut bisa diminimalisir secara nasional," pintanya.


simulasi karhutla di Griya Agung Palembang-foto: ist-

Seperti dampak kerugian ekonomi karhutla di Sumsel tahun 2022 lalu, total mencapai Rp42,7 miliar.Dampak kerugian terbesar terjadi di Kabupaten OKI, senilai Rp11,4 miliar. Airlangga juga menyampaikan 10 arahan penanganan karhutla di Sumsel. Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, pada rakornas pengendalian karhutla beberapa waktu lalu.

“Pertama, soal upaya pencegahan karhutla perlu diprioritaskan pencegahan jangan sampai terlambat," tegas Airlangga. Lalu, manajemen lapangan yang harus terkonsolidasi dan terorganisasi.

Apabila suatu desa terjadi karhutla atau ada api kecil, harus diinformasikan agar segera bisa tertangani di depan. "Semua unsur harus bergerak untuk melakukan deteksi dini, sekaligus melakukan pemantauan di area-area yang rawan titik panas (hotspot)," katanya.

Satgas Karhutla di tingkatan bawah selalu memperbaharui informasi terkait kondisi di lapangan dengan memanfaatkan teknologi terkini. Kemudian memanfaatkan teknologi untuk monitoring pengawasan dengan sistem dasbor, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Penerapan Business Continuity Management System (BCMS) untuk pemulihan cepat bila terjadinya gangguan pelayanan publik.

"Unsur pemerintahan serta TNI dan Polri di bawah, yaitu Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan kepala desa turut dilibatkan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan ini dengan pemberian edukasi," imbuhnya.

Selanjutnya agar bencana karhutla tidak berulang setiap tahun, maka semua pihak harus mencari solusi permanen untuk mencegah dan menangani karhutla di tahun-tahun mendatang. "Penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut harus terus dilanjutkan, seperti pengelolaan tata air gambut, canal blocking," ucapnya. (*/air)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan