Dampak Ekonomi Karhutla: Airlangga Hartarto Peringatkan Potensi Kerugian Besar, Angkanya Capai Segini!
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Apel dan Simulasi Karhutla Sumsel 2024 di Palembang. Foto: kris samiaji/sumateraekspres.id--
Airlangga mengatakan akibat asap karhutla bisa merugikan perekonomoan sebesar 150 miliar.
"Puncak kemarau masih beberapa bulan lagi, Jadi kita harus menjaga dalam beberapa bulan ini agar kerugian tersebut bisa diminimalisir secara nasional," katanya
"Yang penting baik itu korpprasi atau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan," imbuhnya.
Selain itu, Airlangga meminta kepada aparat penegak hukum untuk melakukan langkah penegakan hukum dan harus dilakukan tanpa kompromi.
"Nah tentu tadi pak Kajati menyampaikan bahwa ada wilayah yang dimiliki perusahaan atau HGU. tentu korporasi dan masyarakat yang melakukan pembakaran harus bertanggung jawab agar penegakan hukum bisa menimbulkan efek jera," jelasnya.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi mengatakan, Tujuan Apel dan Simulasi Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2024 adalah untuk Meningkatkan kesiapsiagaan personil dan peralatan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
BACA JUGA:Punya Sirip dan Ekor Panjang, Ikan Koi Slayer Jadi Favorit Penghuni Akuarium
"Selain itu, apel dan simulasi ini juga diharapkan bisa Meningkatkkan koordinasi lintas sektoral dan optimalisasi tugas dan peran masing-masing stakeholder, dan Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan," jelasnya
Untuk Peserta, berjumlah 1.200 personil terdiri dari TNI, POLRI, Manggala Agni, BPBD, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) Perusahaan Perkebunan Dan Kehutanan, Kelompok Tani Peduli Api KTPA), Masyarakat Peduli Api (MPA), Organisasi Sosial Kemasyarakat dan Relawan serta Mahasiwa.
Sedangkan Peralatan dan perlengkapan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan sebagian telah tersebar di lokasi atau daerah rawan karhutla.
"Peralatan sudah siap dalam menghadapi karhutla yangbakan terjadi," katanya.