Lonjakan Kasus Bunuh Diri. Tren Mengkhawatirkan di Lubuklinggau

Sejak Januari-Juli 2024, sudah empat warga di kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan dinyatakan tewas akibat bunuh diri.--

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID- Sejak awal tahun hingga Juli 2024, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, telah tercatat empat kasus bunuh diri yang menggemparkan masyarakat.

Fenomena ini menyoroti kekhawatiran atas lonjakan drastis kasus bunuh diri yang menggunakan tali tambang sebagai media utama.

Keempat korban tragis ini mencerminkan berbagai latar belakang dan motif yang memilukan. Kasus pertama melibatkan Mirul (24), ditemukan tewas tergantung di Rumah Makan Purba Jaya pada 27 Januari.

Sementara itu, Andika Putra (29), seorang pegawai hotel, ditemukan mengakhiri hidupnya di kontrakan RT 03, kelurahan Taba Pingin, pada 12 Juli.

Kasus terbaru terjadi ketika Sunia Anisa Sulthona (21), mahasiswi UIN Jambi, melompat dari lantai 12 di Provinsi Jambi setelah ditemukan di Kelurahan Batu Urip, Kota Lubuklinggau.

Kapolres Kota Lubuklinggau, AKBP Bobby Kusumawardhana, menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam mencegah tragedi semacam ini. "Kami terus berupaya meningkatkan sosialisasi dan mengidentifikasi faktor-faktor pemicu di masyarakat," ungkapnya.

BACA JUGA:Pemuda Mabuk Lem Aibon di Lubuklinggau Terserempet Kereta Api

BACA JUGA:Korban Warga Lubuklinggau Kuliah di Jambi, Bunuh Diri Diduga Stres

Selain itu, polisi juga berfokus pada motif-motif yang menjadi pemicu bunuh diri, termasuk masalah ekonomi dan tekanan psikologis.

"Kami melihat bahwa penggunaan media tali tambang dalam kasus bunuh diri ini mengkhawatirkan, dan kami akan melakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif," tambah AKBP Bobby.

Dalam konteks ini, peran pemerintah daerah dan layanan kesehatan mental di Lubuklinggau menjadi krusial untuk memberikan dukungan yang tepat kepada masyarakat yang berpotensi mengalami tekanan emosional yang tinggi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan