Petugas Pantarlih Terobos Banjir
PALI – Di tengah kondisi banjir, Panitia Pemutakhiran Pemilih (Pantarlih) Desa Curup, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI tetap semangat melaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit). Bahkan, kemarin tampak Ketua KPU Kabupaten PALI, Sunario SE bersama anggota KPU, Abdul Rahman serta didampingi anggota Bawaslu PALI, Iwan Dedi, SKom, PPK, PPS Desa Curup, menggunakan perahu menerobos banjir guna melakukan coklit ke warga. Kedatangan Ketua KPU dan jajaran disambut antusias warga dan Pantarlih Desa Curup.
Ketua KPU PALI Sunario SE mengatakan bahwa pihaknya akan selalu berupaya maksimal dalam pelaksanaan coklit, sehingga semua warga bisa terdata menjadi pemilih. "Tahapan coklit sangat penting, karena inilah awal proses demokrasi dan awal tugas dari penyelenggara yaitu memastikan setiap warga yang sudah punya hak pilih terdata," ungkapnya.
"Saya yakin dan optimis teman-teman Pantarlih bisa melaksanakan tugas coklit dengan maksimal meski saat ini sedang banjir. Tetap semangat teman-teman Pantarlih, para pejuang demokrasi. Mari bersama kita sukseskan Pemilu 2024," tutupnya.
Di tempat yang sama, Komisioner KPU PALI Iwan Dedi meminta seluruh jajaran pengawas baik tingkat kecamatan hingga tingkat desa untuk melakukan pengawasan coklit dengan maksimal. "Metode kerja pengawasan kita harus maksimal, pahami regulasi, dan pastikan pelaksanaan coklit sesuai mekanisme, prosedur dan tata cara," ungkapnya.
BACA JUGA : Parpol Yakin Tetap 2024
Sementara itu, Ketua PPS Desa Curup Abu Rizal mengucapkan, terima kasih kepada Ketua KPU Kabupaten PALI dan jajaran serta Bawaslu PALI yang hadir langsung memantau pelaksanaan coklit di tengah banjir. “Rela menyempatkan waktu untuk turun langsung walaupun dalam keadaan banjir. InsyaAllah kehadiran mereka (Ketua KPU dan rombongan, red) membuat kami petugas Pantarlih dan PPS di Desa Curup tetap semangat melaksanakan proses coklit hingga selesai dan memastikan semua warga di Desa Curup terdata sebagai pemilih," pungkasnya.
Di OKU, kerja pantarlih dalam melakukan coklit juga tidak mudah. Masih ditemukan pemilih dalam satu kartu keluarga (KK) beda TPS. "Banyak data pemilih yang sebarannya acak," kata anggota Bawaslu OKU Bidang Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa, Anggi Yumarta, kemarin.
Temuan ini dari pantarlih yang turun bersama panwas. Untuk itu, dilakukan check list ulang. Proses coklit di lapangan menjadi lamban. Temuan lain, stiker coklit yang ditempel di rumah warga tidak ditulis nomor TPS. "Padahal ini juga sebagai penanda. Kalau rumah tersebut sudah selesai didata," ujarnya.
Untuk lokasi coklit yang susah diakses biasanya di daerah talang. Misalnya di wilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR). “Kalau hujan, susah dilalui, berlumpur,” bebernya.
Komisioner KPU OKU Bidang Data, Rahmad Hidayat mengatakan, secara umum memasuki 20 hari masa coklit, capaian di lapangan rata-rata sudah 75 persen.
Masa kerja pantarlih sampai 14 Maret 2023. Setelah itu penyusunan DPS oleh PPS (tingkat desa/kelurahan). Masa pleno PPS dijadwalkan 28-29 Maret 2023.
Perjuangan petugas coklit juga dirasakan petugas Pantarlih Perjuangan Pantarlih di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam, OKI. Petugas harus melewati jalan berlumpur menuju pemukiman warga. Selain itu untuk menuju daerah perairan, petugas terpaksa menggunakan perahu sekaligus untuk mengangkut sepeda motor untuk mobilitas di kawasan tersebut. (ebi/bis/uni)