Tanam 55 Spesies Pohon Langka, Pemprov Sumsel-Kilang Pertamina Plaju Bangun Taman Rawa
POHON LANGKA : Penanaman pohon langka di Taman Keanekaragaman Hayati yang dibangun Kilang Pertamina Plaju bersama Pemprov Sumsel di kawaan Jakabaring Sport City (JSC), kemarin (2/7).-foto: budiman/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumsel. Komitmen itu tercermin dalam dukungan pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di Sumsel, dimulai dengan groundbreaking bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Selasa (2/7).
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyatakan pembangunan taman ini tak hanya untuk pariwisata, juga pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati. "Ini merupakan langkah yang sangat positif," katanya, kemarin.
Elen mengapresiasi dukungan penuh Kilang Pertamina Plaju dalam rencana revegetasi Taman Kehati seluas 5 hektare di kawasan Jakabaring Sport Center (JSC). "Terima kasih kepada Pertamina atas kontribusinya membangun Sumsel. Ini merupakan awal dari banyak inisiatif yang dapat kita lakukan bersama," ujarnya.
General Manager PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Yulianto Triwibowo menegaskan komitmen kilang dalam berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan lingkungan yang berkelanjutan. "Kami percaya sinergi merupakan kunci keberhasilan dalam upaya kolektif mencapai lingkungan yang lestari," ujarnya.
BACA JUGA:Pahami tentang Perubahan Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Yulianto menyebut target Pertamina mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 sejalan dengan misi perusahaan. "Kami aktif melakukan penanaman pohon di sekitar kilang untuk mendukung penghijauan," tambahnya.
Diketahui taman ini menampilkan total 55 spesies pohon langka, termasuk 30 spesies utama yang terancam punah dan 25 spesies pendukung. Beberapa di antaranya seperti geronggang (cratoxylum arborescens), meranti (shorea), tembesu (fragea fragrans), belangeran (shorea balangeran), dan ramin (gonystylus bancanus) yang memiliki status rawan, kritis, atau terancam punah.
Taman ini akan menjadi konservasi flora berbasis tanah rawa pertama di Indonesia, terletak di sekitar kompleks JSC Palembang. “Taman ini bertujuan untuk melindungi spesies tumbuhan langka dan lokal yang terancam punah, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) Nomor 3 Tahun 2012,” lanjutnya. Pemprov Sumsel telah menetapkan tapak kawasan Taman Kehati melalui SK Gubernur No. 418/KPTS/DLHP/2021.
Metode penanaman dilakukan dengan sistem gundukan disesuaikan dengan tinggi genangan dan pasang surut genangan. Pupuk awal yang digunakan berasal dari kompos blok yang ramah lingkungan. Manajemen dan perawatan taman melibatkan berbagai pihak termasuk Pertamina, DLHP, dan pengelola JSC selama 5 tahun. (*)