Pemprov Sumsel-Kilang Pertamina Plaju Teken MoU, Bangun Taman Keanekaragaman Hayati di Kawasan Jakabaring

KERJASAMA : Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni bersama GM Kilang Pertamina Plaju, Yulianto Triwibowo melakukan penekenan MoU kerjasama pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati. -FOTO: IST-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumatera Selatan.

Komitmen tersebut diwujudkan dalam dukungan yang diberikan Kilang Pertamina Internasional Plaju dalam rencana pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di Sumatera Selatan.

Hal itu ditandai dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel yang diwakili Pj. Gubernur Sumsel Dr. Drs. Agus Fatoni, dengan General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju Yulianto Triwibowo, yang berlangsung Senin (01/04/2024) di Griya Agung.

Fatoni menyebut, revegetasi taman dalam keanekaragaman hayati sudah lama diidam-idamkan. “Pembangunan taman ini dimulai dari revegetasi dan nanti bukan hanya untuk tujuan pariwisata, tapi lebih mengarah kepada tujuan penjagaan lingkungan, serta agenda pelestarian keanekaragaman hayati, ini merupakan langkah yang sangat baik“ menurut beliau.

BACA JUGA:Pekerja Muda Pertamina Ukir Senyum Anak Yatim, Ajak Belanja Baju Lebaran

Masih menurut Fatoni, beliau sangat mengapresiasi keterlibatan Kilang Pertamina Plaju yang turut mendukung penuh rencana revegetasi taman kehati yang rencananya akan memiliki luas 5 Ha di kawasan Jakabaring Sport Center (JSC) itu. “Terimakasih Pertamina telah mau bersama-sama membangun Sumsel, saya kira banyak sekali yang bisa kita canangkan,” tuturnya.

Pemprov Sumsel sendiri menargetkan taman keanekaragaman hayati ini akan dilakukan launching (peresmian) pada 5 Juni 2024 mendatang, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Penanaman 30 Spesies Pohon Terancam Punah

Di taman ini nantinya akan ditanam total 55 spesies pohon, yang terdiri dari 30 spesies tanaman utama, dan 25 spesies tanaman pendukung. Beberapa di antaranya, sudah terancam punah dengan status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian. Misalnya, pohon Geronggang (Cratoxylum Arborescens), Meranti (Shorea), Tembesu (Fragea Fragrans), Belangeran (Shorea Balangeran), dan Ramin (Gonystylus Bancanus).

Menurut Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sumatera Selatan yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel Drs. H. Edward Candra mengatakan, Taman Keanekaragaman Hayati, yang selanjutnya disebut Taman Kehati adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ.

BACA JUGA:Rangkaian Safari Ramadhan 1445 H, Pertamina EP Ramba Field Salurkan Ratusan Paket Sembako

“Taman ini bertujuan untuk penyelamatan berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau ancaman yang mengakibatkan kepunahannya,” ujarnya. Adapun di taman ini nantinya akan terbagi menjadi 87% area hijau, 3% area rendaman, dan 10% infrastruktur.

Edward mengatakan, pembangunan taman ini sudah cukup lama direncanakan, mempertimbangkan bahwa saat ini Sumsel belum memiliki Taman Kehati secara khusus. Padahal, pembangunan taman ini dimandatkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati, dan telah dipertegas Pemprov Sumsel melalui SK Gubernur No. 418/KPTS/DLHP/2021 Tentang Tapak Kawasan Taman Kehati. “Taman kehati ini juga akan menjadi taman kehati pertama di indonesia yang berada di tanah gambut,” ujarnya.

Ia berharap, dengan dukungan ini, dapat menjadi legacy yang akan membuka banyak peluang Eco-Inovasi lain untuk Kilang Pertamina Plaju yang saat ini memegang peringkat Emas dalam PROPER, program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan KLHK.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan